|

Medan bakal Miliki Warehouse dan Wholesaler

Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi, di Sidoarjo beberapa waktu lalu. Foto Ist
Sidoarjo- Kota Medan bakal segera memiliki warehouse dan wholesaler sebagai logistik pangan, khususnya komoditas hortikultura skala besar untuk mengakselerasi ekspor. 

Menurut Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, Warehouse berisi produk buah, sayur dan produk lokal Indonesia lainnya akan dikirim ke warehouse dan wholesale milik Indonesia di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, China, Hongkong, Jepang dan lainnya. Saat ini, fokus warehouse di Suncity Biz Sidoarjo.

"Selain Medan, warehouse dan wholesaler akan dibangun di Surabaya, Semarang, Makassar dan Banjarmasin," ujar Suwandi pada Pertemuan Koordinasi Pemasaran Produk Hortikultura yang dihelat di Kawasan Perdagangan Suncity Biz Sidoarjo, Senin (15/7/2019).

Dijelaskannya, Kementan bersama investor dan para pelaku usaha masih merancang konsep tersebut. “Ini sesuai arahan Pak Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman demi mewujudkan kedaulatan pangan, Indonesia negara kepulauan harus memiliki gudang pangan skala besar," sebutnya.

Ia mengemukakan, gudang besar itu untuk pengamanan pasokan pangan di dalam maupun bisa dijual keluar negeri. Suwandi mengklaim, sistem logistik pangan ukuran jumbo seperti itu sudah ada di Jepang, Dubai dan lainnya.

Lebih lanjut dikatakannya, di kota-kota besar dibangun hub sebagai simpul yang menghubungkan sentra produksi pangan ke pusat-pusat konsumsi, sehingga semakin lancar.

“Ini sudah mendesak seiring dengan pesatnya terbangun infrastruktur jalan tol, pelabuhan, tol laut dan lainnya,” urainya.

Suwandi menambahkan, terobosan pemasaran hasil produk hortikulutra harus segera diwujudkan, mengingat selama ini aktivitas ekspor produk pertanian dilakukan secara sendiri-sendiri dan tunggal yakni hanya satu komoditas.

"Ini merupakan alternatif inovasi baru, sehingga pihak Kementan terus membantu dalam memudahkan perizinan, registrasi kebun, bantuan packaging, sortasi, bantuan benih, bibit dan membangun sentra-sentra produksi dan fasilitas lainnya," tutur Suwandi.

Di sisi lain, lanjutnya, pihak Karantina melayani secara online dan inline inspection di warehouse. “Intinya, kita membangun supermarket tapi posisinya ada di negara lain seperti di Singapura, Hongkong, China dan negara lainnya yang menyajikan komoditas pertanian Indonesia,” paparnya.

Nantinya, pihak importir dan distributor di luar negeri tidak perlu repot mencari di Indonesia, karena sudah disiapkan. Ia memaparkan catatan pihak Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan, produksi buah-buahan selama tahun 2018 mencapai 21,5 juta ton, sayuran 13 juta ton, tanaman hias 870 juta tangkai dan tanaman obat mencapai 676 ribu ton. Sementara kinerja volume ekspor hortikultura pada 2018 mencapai 435 ribu ton, naik 10,36% dibanding tahun 2017 sebanyak 394 ribu ton.

"Di tahun 2019, Kementan optimistis produksi dan volume ekspor hortikultura meningkat," tukasnya. Ril



Komentar

Berita Terkini