|

Mantap...Kopi Arabica Karo Mendunia


Teks Foto: Kadis Pertanian Karo Sarjana Purba mengamati tanaman kopi di Sula, Kecamatan Tigapanah, belum lama ini. Saat ini animo masyarakat Karo menanam kopi sangat tinggi selain karena harga jual yang tinggi juga karena pasar luar negeri sangat menyukai cita rasa kopi arabica asal Karo ini. Foto Ist
Medan- Ternyata, Kopi Arabica asal Kabupaten Tanah Karo telah mendunia. Berbagai negara, diantaranya, Amerika Serikat, Jerman dan Taiwan rutin mengimpornya.

“Produksi kopi dari Tanah Karo diekspor ke berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Jerman dan Taiwan. Ekspor itu dilakukan secara B to B,” papar Kepala Dinas Pertanian Tanah Karo, Sarjana Purba melalui telepon seluler, Kamis (27/6/2019).

Berdasarkan data tahun 2018, lanjutnya, luas pertanaman kopi di Tanah Karo mencapai 9.178 hektar (ha) dengan luas panen berkisar 6.875 ha. Dari luas panen itu, kata Sarjana, produksi kopi yang dihasilkan sebanyak 13.279 ton.

Namun, dilihat dari tingginya animo masyarakat menanam kopi, luas pertanamannya diperkirakan mencapai 11.000 ha. Luas pertanaman itu akan semakin bertambah mengingat harga jual kopi yang masih tinggi saat ini.

“Harga menjanjikan dan itu akan membuat petani bergairah untuk menanam kopi. Apalagi saat ini, Gunung Sinabung masih terus erupsi, dan tanaman kopi termasuk tanaman yang tahan dengan erupsi Sinabung,” sebut Sarjana.

Pihaknya juga optimistis produk kopi yang ditanam di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl) itu bakal menjadi kopi terbaik di dunia. Hal itu diperkuat dengan kiprah Masyarakat Perlindungan Kopi Arabica Tanah Karo yang telah mengusulkan proses sertifikasi Indikasi Geografis (IG).Direncanakan, tim dari Kemenkum HAM bakal menyambangi kabupaten itu untuk melakukan verifikasi pada medio Juli 2019.

"Kopi yang diusulkan itu berada di 10 kecamatan di Kabupaten Karo yang ditanam di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut," ujarnya.

Ia menjelaskan, 10 kecamatan dimaksud adalah Kecamatan Merdeka, Dolat Rakyat, Kabanjahe, Brastagi, Simpang Empat, Namen Teran, Tiga Panah, Barus Jahe, Kecamatan Merek dan Payung. Khusus di Kecamatan Payung, lanjut Sarjana, area pertanaman kopinya relatif sedikit. Kendati demikian, 10 kecamatan dimaksud merupakan penghasil kopi Arabica terbaik.

Secara terpisah, seorang eksportir Kopi asal Sumut, Anna Sianturi, mengakui keunggulan kopi asal Tanah Karo itu. “Negara-negara importir atau buyer kita mengakui kualitas kopi asal Tanah Karo. Apalagi skor kopi Arabica asal Karo ini cukup tinggi yakni 80,” ungkap wanita enerjik yang juga menjabat Ketua UMKM Sumut.

Ia menilai, tingginya skor kopi Arabica Tanah Karo itu karena ditanam di ketinggian 1.000 meter dpl. "Semakin tinggi permukaan tanaman kopi, kualitasnya semakin tinggi. Cita rasa kopinya akan semakin enak, nikmat dan disukai para buyer,” paparnya.

Anna mengklaim  telah mengekspor kopi asal Karo ke California (AS) sebanyak dua kali. Bahkan, saat ini sedang dalam proses order untuk yang ketiga kalinya, selain ekspor ke Taiwan.

Mengenai rencana IG Kopi Tanah Karo, Anna mengapresiasinya. Menurutnya, hal itu sebagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam memperoleh pengakuan daerah. Tapi, ia mengingatkan, IG akan membuat ‘gap’ di antara petani kopi, mengingat, hanya dilakukan atas nama petani perorangan atau sekelompok petani.

“Itulah kelemahan IG tersebut yang kami lihat di lapangan,” tukasnya.***


Komentar

Berita Terkini