|

BIH Kuta Gadung Fokus Benih Kentang

Teks Foto: Kepala UPTD BIH Kutagadung, Tanah Karo, Lambok Turnip, mengamati pertumbuhan tanaman kentang hasil kultur jaringan di screen house kebun percobaan institusi tersebut, kawasan Jalan Letjen Jamin Ginting Km 65, Berastagi-Kabanjahe, Tanah Karo, beberapa waktu lalu. Foto Fey

Medan- Unit Pelaksana Teknis Daerah Benih Induk Hortikultura (UPTD BIH) Kuta Gadung, Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut), berupaya fokus memproduksi benih kentang pada tahun 2019.

“Dari setengah hektar areal pertanaman yang disiapkan, kita targetkan bisa menghasilkan sebanyak 5 ton benih kentang varietas Granola generasi ketiga (G3), kerap disebut benih sebar atau label biru,” ungkap Kepala UPTD BIH Kuta Gadung, Lambok Turnip via telepon selulernya, Senin (13/5/2019).

Ia mengakui, areal pertanaman setengah hektar tersebut membutuhkan benih generasi kedua (G2) sebanyak 500 kilogram. Beruntung, kata Lambok Turnip, UPTD BIH Kuta Gadung telah memproduksi benih kentang  mulai dari G0, G1, G2 dan G3. Selain itu, lanjutnya, sejumlah penangkar juga telah mampu memproduksi benih G0 hingga G3.

 “Jadi, untuk benih G2 yang akan ditanam di areal setengah hektar itu, kita tidak perlu lagi membelinya karena sudah bisa dihasilkan sendiri di BIH Kuta Gadung,” tuturnya.

Lambok Turnip menambahkan, benih G2 yang ditanam itu bakal menghasilkan benih sebar yang dijual ke petani untuk ditanam seharga Rp15 ribu per kg. Nantinya, petani kentang menanam benih G3 itu untuk menghasilkan kentang konsumsi.

“Harga jual benih G3 ke petani sebesar Rp15 ribu per kilogram itu sesuai Peraturan daerah yang telah ditetapkan,” tukasnya.

Pada kesempatan itu, Lambok menjamin kualitas benih yang dihasilkan BIH Kuta Gadung. Hal itu mengingat, sebelum dijual ke petani, benih G3 yang dihasilkan BIH Kuta Gadung telah melalui uji mutu yang dilakukan pihak Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sumatera Utara.

“Pihak BPSB Dinas TPH Provinsi Sumatera Utara yang akan mengeluarkan label atau sertifikat mutu benih, sehingga terjamin,” sebut Lambok Turnip.

Pihaknya berharap, upaya yang dilakukan BIH Kuta Gadung bisa meminimalisir kesulitan petani kentang di Sumut dalam mendapatkan benih berkualitas. Pasalnya, selama ini petani masih membeli benih kentang dari Lembang Jawa Barat, karena minimnya benih di Sumut. Sementara, sentra pertanaman kentang di provinsi ini tersebar di lima kabupaten, masing-masing Tanah Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal.

“Harga beli benihnya menjadi lebih mahal, sehingga ikut mempengaruhi biaya produksi penanaman kentang dan pada akhirnya berimbas pada hasil usaha tani,” tandasnya.***

Komentar

Berita Terkini