|

2022, Sumut bakal Surplus Beras lagi

Kepala Seksi Perbenihan dan Standarisasi Bidang Tanaman Pangan Dinas TPH Sumut, Mugiono (kemeja batik), saat hadir dalam kegiatan ubinan di salah satu areal pertanaman padi, beberapa waktu lau. Foto Ist,
Medan | Kabar gembira berhembus dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut. Berdasarkan data dari institusi yang beralamat di Jalan AH Nasution No 6 Medan ini, Sumut diperkirakan kembali mengalami surplus beras pada tahun 2022.

“Dalam kurun waktu Januari hingga Desember 2022, produksi Gabah Kering Giling (GKG) yang dihasilkan petani di 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara mencapai 3.942.774 ton, setara dengan 2.327.419 ton beras dari kebutuhan masyarakat yang berkisar 1.881.145 ton per tahun atau surplus sebanyak 446.274 ton beras,” ungkap Plt Kepala Dinas TPH Sumut, Hj Lusyantini, usai rapat terbatas dengan jajaran eselon III dan IV lingkup dinas tersebut, di ruang rapat lantai I, Selasa (08/11/2022) pagi.

Ia mengemukakan, angka tersebut dihasilkan  dari total areal panen seluas 751.885 Hektar (Ha). Pada Januari 2022, misalnya, sebanyak 405.876 ton GKG dihasilkan para petani dari luas panen sekira 78.706 Ha. Disusul pada Februari 2022 sebanyak 366.995 ton GKG (70.597 Ha), Maret 332.271 ton GKG (65.206 Ha), April 229.199 ton GKG (44.547 Ha), Mei 194.928 ton GKG (38.246 Ha), dan Juni berkisar 347.224 ton GKG (67.975 Ha).

“Selama Semester I 2022, produksi padi para petani Sumatera Utara mencapai 1.876.493 ton Gabah Kering Giling dari luas panen sekira 365.277 Hektar,” paparnya yang saat itu didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPH Sumut, M Juwaeni dan stafnya, Mugiono.

Di Semester II 2022, Lusyantini mengklaim, terjadi peningkatan produksi sebanyak 189.788 ton GKG, menjadi 2.066.281 ton GKG. Hal ini seiring dengan bertambahnya luas panen menjadi 386.608 Ha. 

Untuk Juli 2022, pihaknya mencatat produksi padi berkisar 309.628 ton GKG dari luas panen sekira 59.484 Ha. Selanjutnya di bulan Agustus, sebanyak 319.690 ton GKG dihasilkan dari luas panen 59.375 Ha. Berturut-turut, produksi September 299.280 ton GKG (55.047 Ha), Oktober 284.194 ton GKG (53.576 Ha), Nopember 317.914 ton GKG (60.552 Ha), dan Desember berkisar 535.575 ton GKG (98.585 Ha).

“Kita optimistis, perkiraan itu bakal menjadi kenyataan, bahwa Sumatera Utara kembali mengalami surplus beras seperti tahun-tahun sebelumnya,” tegasnya.

Saat ini, kata Lusyantini, sebanyak 33 kabupaten/kota di Sumut memiliki stok beras untuk kebutuhan konsumsi masyarakatnya. Dalam kurun waktu September hingga Desember 2022, diperkirakan terdapat 848.242 ton beras yang akan mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di 33 kabupaten kota. 

“Sesuai data, stok beras Sumatera Utara pada bulan September 2022 berkisar 176.665 ton, 167.760 ton untuk Oktober, 187.667 ton di bulan Nopember dan Desember sebanyak 316.150 ton,” sebutnya.

Pada kesempatan itu, Lusyantini juga tidak menampik akan potensi terganggunya pertanaman akibat tingginya intensitas curah hujan sejak beberapa waktu terakhir, sehingga memicu banjir di sejumlah kabupaten/kota di Sumut. Namun, berdasarkan laporan yang disampaikan pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Sumut, kondisi tersebut dinilai belum mengganggu pencapaian swasembada beras tersebut.

“Memang laporan dari pihak UPT PTPH Sumatera Utara, terjadi puso akibat banjir pada tanaman padi di Kabupaten Batubara 30 hektar dan 1 hektar di Deliserdang,” tukasnya.

Hal itu dibenarkan Kepala UPT PTPH Sumut, Marino, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya. 

“Hingga tanggal 7 Nopember 2022, baru areal pertanaman padi di tiga kabupaten yang dilaporkan personil POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, red) di lapangan, terdampak banjir," akunya.

Ketiga kabupaten dimaksud, yakni Desa Pematang Jering Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara, Kecamatan Pantai abu dan Kecamatan Beringin di Deliserdang, serta Kecamatan Hinai, Langkat. Marino menyatakan, lahan pertanaman padi varietas Inpari 32 dengan usia 1-15 Hari Setelah Tanam (HST) seluas 39 Ha yang dikelola petani di Desa Pematang Jering terendam air. Bahkan, seluas 30 Ha diantaranya dinyatakan puso. 

Kondisi serupa dialami tanaman padi Desa Ramunia 1, Ramunia 2 dan Sei Tuan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deliserdang. Dari total pertanaman seluas 335 Ha, seluas 9 Ha diantaranya terdampak banjir, dan akhirnya 1 Ha dinyatakan puso. Beruntung petani di sejumlah desa Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang. Meski terdampak banjir, namun pertanaman padi bisa diselamatkan.

"Luas pertanaman padi di enam desa Kecamatan Beringin, masing-masing Sidoarjo II R, Beringin, Karang Anyer, Sidodadi, Pasar V Kebun Kelapa dan Tumpatan, mencapai 1.228 hektar. Sekira 77 hektar diantaranya terdampak banjir, tapi masih bisa diselamatkan," urai Marino lantas menambahkan, areal pertanaman padi seluas 50 hektar milik petani Desa Batu Maelenggang Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat juga bisa diselamatkan.

"Umumnya tanaman padi yang terdampak banjir berada di kisaran 1-14 hari setelah tanam," tukasnya.

Ketua Perpadi Sumut, H Ardhi Kusno (kemeja biru), bersama seorang pengurus lainnya saat meninjau stok beras di kilang padi yang dikelola CV Hariara, beberapa waktu lalu. Foto Ist 
Di tempat terpisah, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi/Beras (Perpadi) Sumut, H Ardhi Kusno, meyakini provinsi ini kembali surplus beras pada tahun 2022. 

"Minggu lalu beberapa pengurus Perpadi Sumatera Utara berkeliling ke sejumlah kilang padi di wilayah Kabupaten Serdangbedagai, Simalungun dan Batubara dan melihat stok beras dan gabah cukup melimpah," tuturnya.

Di Kilang Padi yang dikelola PT Sinar Marubun Berjaya di Desa Marubun Jaya Km 12 Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, pihaknya menemukan 2.765 ton beras medium dengan harga jual sekira Rp10.600 per kilogram (Kg). Stok beras juga dimiliki kilang padi di bawah bendera CV Hariara, kawasan Jalan Taralamsah Saragih Kecamatan Martoba, Kota Siantar. 

"Rata-rata setiap kilang padi yang kita kunjungi memiliki stok beras berkisar 200 ton hingga 2.000 an ton," ujar Ardhi Kusno.

Sebelumnya, pihak Perum Bulog wilayah Sumut juga memastikan stok beras untuk masyarakat Sumut aman hingga Desember 2022. 

"Sejumlah sentra pertanaman padi seperti Deliserdang, Serdangbedagai dan Asahan memasuki mas apanen pada September dan Oktober, sehingga dipastikan tidak akan ada kekurangan beras," tandasnya. Fey     

Komentar

Berita Terkini