|

Dinas TPH Sumut Monitoring Produksi Komoditas Strategis

Koordinator Tim 5 Monitoring Produksi dan Harga Komoditas Strategis dari Dinas TPH Sumut, Marino (jongkok), berdialog dengan seorang pedagang pasar tradisional di Kabupaten Deliserdang, Rabu (09/03/2022). Foto Ist 

Medan- Aksi gerak cepat dilakukan pihak Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sumatera Utara, menyusul kenaikan harga sejumlah komoditas strategis menjelang bulan Ramadhan 1443 H/2022 mendatang. Sebanyak enam tim diturunkan ke 15 kabupaten sentra pertanian di wilayah Sumut untuk melakukan monitoring produksi dan harga.

"Kita memang menurunkan enam tim ke sejumlah kabupaten untuk menekan harga komoditas strategis menjelang HKBN (Hari Besar Keagamaan Nasional, red), dalam hal ini bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah atau tahun 2022 ini," papar Plt Kadis TPH Sumut, Bahruddin Siregar, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kamis (10/03/2022) pagi.

Berdasarkan Surat Keputusan Kadis TPH Sumut No:521.1/43.04/PAIP tentang Tim Monitoring Produksi dan Harga dalam rangka Menyambut HKBN Tahun Anggaran 2022, tertanggal 7 Maret 2022, lanjutnya, seluruh tim bergerak ke lapangan, baik ke pusat pasar di kabupaten maupun ke sentra produksi pertanian.

"Masing-masing tim melakukan monitoring luas tanam, luas panen dan produksi di sentra pertanaman cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, tomat, kentang, jagung dan padi," ungkapnya.

Tidak hanya itu, kata Bahruddin, tim juga melakukan monitoring penggunaan benih, termasuk hama dan penyakit tanaman komoditas strategis dimaksud. Selain itu, pihaknya juga langsung melakukan monitoring harga ke petani dan pasar tradisional setempat.

"Tim juga berkoordinasi dengan petugas di masing-masing kabupaten dan melakukan wawancara dengan petani dan penyuluh untuk mengetahui penyebab kenaikan harga komoditas strategis itu," ujar Bahruddin.

Ia merinci, keenam tim dimaksud, yakni Tim 1 (Kabupaten Karo dan Dairi) dikoordinir Lambok Turnip SP MAgt, Tim 2 (Simalungun) dikoordinir M Adli Putra SP MSi, Tim 3 (Tapanui Utara, Humbang Hasundutan, Toba dan Samosir) dikoordinir Ir Juli E Hutahaean MP, Tim 4 (Batu Bara dan Asahan) dikoordinir M Adri Airil Nasution SP, Tim 5 (Langkat, Deliserdang dan Serdangbedagai) dikoordinir Marino SP MM, serta Tim 6 (Mandailing Natal, Tapanuli Selatan dan Padangsidimpuan) dikoordinir Ir Hj Nurhijjah Siregar MSi.

Secara terpisah, Koordinator Tim 5 yang bertugas di wilayah Langkat, Deliserdang dan Serdangbedagai (Sergai), Marino, mengklaim telah menunaikan seluruh tugasnya dalam kurun waktu dua hari. Di Deliserdang, misalnya, terdapat luas panen cabai merah pada bulan Maret 2022 sekira 73 hektar (Ha) dengan perkiraan produksi mencapai 181 ton. 

"Saat ini, harga jual cabai merah di tingkat petani berkisar Rp43 ribu per kilogram dan di pasar tradisional mencapai Rp51 ribu per kilogram," urai Marino saat ditemui di ruang kerjanya, kawasan Jalan AH Nasution Medan, Kamis (10/03/2022) siang.

Pihaknya juga menginventarisir luas panen cabai rawit di Kabupaten Deliserdang pada bulan Maret 2022 sebanyak 1 Ha dengan perkiraan produksi mencapai 25 ton. Di pasar tradisional setempat, harga jual cabai merah berkisar Rp34 ribu per kg.

Begitu juga komoditas padi, Marino menyatakan, luas panen pada Maret 2022 berkisar 5.055 Ha dengan perkiraan produksi mencapai 28.308 ton. Di tingkat petani, harga Gabah Kering Giling mencapai Rp5.800 per kilogram," tukasnya lantas mengaku, luas panen komoditas jagung pada Maret juga tergolong tinggi, yakni berkisar 1.886 Ha dengan perkiraan produksi sebanyak 11.693 ton serta di pasar tradisional, harga jual jagung pipil kering sekira Rp4.800 per kg.   

Hal serupa juga dialami Kabupaten Sergai. Pihaknya menginventarisir, terdapat 9 Ha luas panen cabai merah pada Maret 2022, dengan perkiraan produksi sebanyak 54 ton. Di Sergai, Tim 5 mencatat harga jual cabai merah di tingkat petani mencapai Rp50 ribu per kg dan di pasar tradisional berkisar Rp56 ribu per kg. Sementara, di Kabupaten Langkat, pihaknya menginventarisir luas panen cabai merah pada bulan Maret 2022 mencapai 517 Ha.

"Intinya, di tiga kabupaten yang menjadi kewenangan Tim 5, produksi cabai merah masih cukup banyak dengan harga jual di pasar tradisional masing-masing di atas Rp50 ribuan per kilogramnya," sebut Marino yang selama bertugas di Tim 5 dibantu oleh Dr Ir Bahrul Djamil MSi, Ir Lusiana Siahaan, Richard Simanjuntak SP, Rukito SP, dan Dewi Mulyani SP. 

Sebelumnya, Ketua Kelompok Tani Juli Tani Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang, Yareli, mengakui, curah hujan yang tinggi dalam kurun waktu dua minggu terakhir, mendongkrak harga cabai merah di tingkat petani.

"Sekarang harga cabai merah dijual berkisar Rp40.000 hingga Rp50.000 per kilogram di tingkat petani, dari sebelumnya dikisaran Rp15.000 sampai Rp18.000 per kilogram," tuturnya beberapa waktu lalu.

Namun, konsekuensi dari curah hujan yang tinggi tersebut, produksi cabai merah para petani menjadi menurun. Fey

Komentar

Berita Terkini