|

Perdana di 2021, Tabur Benih Padi Program BTS di Deliserdang

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan, Dr Ir Mohammad Takdir Mulyadi MM (tengah) melakukan tabur benih padi program BTS di areal persawahan yang dikelola Poktan Karya Tani Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (17/09/2021). Foto Fey

Deliserdang- Program Budidaya Tanaman Sehat (BTS) yang digagas pihak Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), kembali digulirkan di tahun 2021. Secara nasional, Kelompok tani (Poktan) Karya Tani Desa Beringin Kecamatan Beringin Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menjadi yang pertama di tahun 2021 melakukan tabur benih padi program BTS. 

"Dengan program Budidaya Tanaman Sehat, hasil panen padi meningkat, tanaman sehat dan petani juga beruntung," papar Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Dr Ir Mohammad Takdir Mulyadi MM, usai melakukan tabur benih padi program BTS di areal persawahan yang dikelola Poktan Karya Tani, Jumat (17/09/2021). 

Ia menjelaskan, BTS merupakan metode budidaya yang diadopsi dari salah satu prinsip Pengendalian Hama Terpadu. Strategi membudidayakannya dengan memadukan semua teknologi budidaya berbasis ramah lingkungan untuk menghasilkan tanaman sehat serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

"Budidaya Tanaman Sehat sangat efektif dan efisien karena akan meminimalisir penggunaan pestisida kimia sampai 70 persen, sehingga pendapatan petani bisa lebih baik," tutur Takdir Mulyadi dihadapan puluhan anggota Poktan Karya Tani, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang, diwakili Kepala Bidang Pangan, Abdul Latif.

Lebih lanjut dikemukakan, ada empat prinsip program BTS pada padi, yakni perbaikan kesuburan tanah, pengolahan lahan secara tepat, penggunaan bibit varietas unggul nasional, dan penanaman refugia. Perbaikan kesuburan tanah, kata Takdir Mulyadi, bisa dilakukan dengan penggunaan pupuk kompos dengan maksud untuk memperbaiki fisik dan kimia tanah yang telah jenuh akibat penggunaan pupuk atau pun pestisida berbahan kimia secara berlebihan selama ini. 

"Kalau Ph (tingkat keasaman tanah, red) netral, maka akan meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah sehingga merangsang populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah, bahkan mampu menetralisir senyawa beracun," urainya.

Begitu juga dengan pengolahan tanah yang tepat. Menurut Takdir Mulyadi, pengolahan tanah dilakukan secara bertahap agar diperoleh lapisan tanah yang siap ditanami. Tahap pertama, lanjutnya, pembalikan lapisan tanah agar terjadi proses fermentasi sisa tanaman di dalam tanah. Disusul proses penggemburan dengan menaburkan pupuk kompos ke lahan pertanaman serta meratakan permukaan tanah agar siap ditanami padi.

"Benih yang digunakan juga dipilih yang lebih tahan terhadap serangan hama Wereng Batang Coklat dan harus diseleksi sebelum disemai," ujarnya.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Dr Ir Mohammad Takdir Mulyadi MM, usai menanam refugia di sekitar areal persawahan yang dikelola Poktan Karya Tani, Jumat (17/09/2021). Foto Fey

Tidak kalah pentingnya menanam Refugia atau tumbuhan berbunga seperti bunga kertas atau bunga matahari, di sekitar lahan pertanaman padi sebagai salah satu upaya konservasi musuh alami terutama parasitoid dan predator yang ada.

"Refugia itu berfungsi sebagai tempat berlindung sementara sekaligus penyedia tepungsari makanan alternatif berbagai musuh alami," sebutnya lantas mengimbau seluruh petani di Indonesia untuk menata kembali areal pertanaman padi yang sudah semakin berkurang tingkat kesuburannya.

Sementara, Ketua Poktan Karya Tani, Mat Baini, mengaku bersyukur anggotanya diberi kepercayaan pemerintah untuk menerima bantuan program BTS. Apalagi, sejak dua tahun terakhir, para anggota Poktan Karya Tani telah menggunakan pupuk kompos sebelum memulai pertanaman padi. Bahkan, sebesar 20% anggota Poktan Karya Tani tidak lagi menggunakan pupuk berbahan kimia.

"Kami menanam padi varietas Mekongga dan bisa menghasilkan panen padi sampai 9,6 ton per hektar dari menghindari pemakaian pupuk kimia," tegasnya.

Mat Baini mengklaim, anggota Poktan Karya Tani telah mendapatkan pelatihan pembuatan pupuk organik dan juga menyeleksi benih padi sebelum disemai, termasuk merendam benih dengan air bersih selama satu malam dan memeramnya sampai tumbuh calon batang dan akar.

"Kita juga sudah merendam benih padi bantuan pemerintah ini dengan agens hayati selama 10-15 menit sebelum disebar di persemaian," tukasnya.

Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Marino, menyebutkan, alokasi bantuan program BTS untuk Sumut mencapai 1.900 hektar yang meliputi 40 poktan di sembilan kabupaten. Pihaknya akan terus mengawal sejak awal hingga akhir pertanaman para penerima bantuan program BTS agar berlangsung sukses dan sesuai harapan.

"Penerima terjauh di Kabupaten Mandailing Natal. Di Kabupaten Deliserdang, ada empat kelompok tani penerima bantuan program BTS ini. Kita berharap, alokasi bantuan untuk petani Sumatera Utara akan semakin bertambah di masa mendatang," tandasnya. Fey 

Komentar

Berita Terkini