|

Sumut Peringkat Ketujuh Produsen Beras Nasional

Seorang staf Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Iman RC Suhartono, memperhatikan bulir padi yang mulai menguning dan siap panen di areal persawahan Desa Gunung Meriah Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Deliserdang, beberapa waktu lalu. Foto Fey

Medan- Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA), Sumatera Utara (Sumut) menempati peringkat ketujuh nasional provinsi penghasil beras nasional tahun 2020.

"Memiliki luas panen 388.591 hektar, Provinsi Sumatera Utara mampu menghasilkan padi sebanyak 2.040.500 ton GKG (Gabah Kering Giling, red) atau setara dengan 1.164.435 ton beras pada tahun 2020," papar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Dahler Lubis, melalui telepon selulernya, Kamis (25/03/2021), mengomentari rilis data produksi padi tahun 2020 yang dilakukan pihak BPS pada 1 Maret 2021 lalu.

Namun, lanjutnya, bila menggunakan sistem penghitungan Sistem Informasi Tanaman Pangan (SIM-TP), produksi padi Sumut mencapai 4.200.112 ton GKG atau setara dengan 2.479.383 ton beras. Sementara, kebutuhan beras Sumut berkisar 1.957.882 ton. 

Sementara, sesuai rilis data produksi padi tahun 2020 dari pihak BPS, dinyatakan, peringkat pertama ditempati Jawa Timur yang sebelumnya berada di posisi kedua, dengan luas panen 1.754.380 ha dan menghasilkan 9.944.538 ton GKG, setara 5.712.597 ton beras. Provinsi Jawa Tengah yang sebelumnya berada di urutan pertama, tergeser ke peringkat kedua dengan luas panen sekira 1.666.931 ha dan menghasilkan 9.489.165 ton GKG, setara 5.428.721 ton beras.

Pada peringkat ketiga ditempati Jawa Barat yang memiliki luas panen 1.586.889 ha dengan menghasilkan 9.016.773 ton GKG, setara 5.180.202 ton beras. Disusul Sulawesi Selatan, dengan luas panen 976.258 ha dan menghasilkan 4.708.465 ton GKG, setara 2.687.970 ton beras. Berikutnya, Sumatera Selatan, dengan luas panen 551.321 ha menghasilkan padi 2.743.060 ton GKG atau setara 1.567.102 ton beras. Provinsi Lampung yang memiliki luas panen 545.149 ha dan menghasilkan padi 2.650.290 ton GKG, setara 1.515.678 ton beras, berada di urutan keenam. 

Di bawah Sumut, tampil Provinsi Aceh dengan luas panen berkisar 317.869 ha dan menghasilkan 1.757.313 ton GKG, setara 1.007.143 ton beras. Kemudian Provinsi Banten yang memiliki luas panen 325.333 ha dengan menghasilkan 1.655.170 ton GKG, setara 937.815 ton beras. Terakhir, Provinsi Sumatera Barat, dengan luas tanam 295.664 ha dan menghasilkan 1.387.269 ton GKG, setara 799.123 ton beras.

Dalam rilis tersebut, pihak BPS juga mengklaim adanya kenaikan produksi sebanyak 45,17 ribu ton (0,08%) menjadi 54,65 juta ton GKG pada 2020 dari tahun sebelumnya yang berkisar 54,60 juta ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 sebanyak 31,33 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 21,46 ribu ton (0,07%) dibandingkan tahun 2019 yang berkisar 31,31 juta ton.

Pencapaian tersebut disambut positif Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi. Ia mengaku, pihak Kementan melakukan beberapa langkah strategi dan kebijakan yang diterapkan untuk pencapaian tersebut, diantaranya melalui mekanisasi pertanian modern untuk mempercepat proses olah tanah, tanam, serta panen, penggunaan bibit unggul dan pupuk berkualitas, asuransi pertanian serta program perluasan areal tanam baru.

"Setiap tahun harus ada terobosan baru dan langkah yang tepat di lapangan seperti penggunaan benih unggul, teknis budidaya dan panen yang baik, efisiensi input penerapan padi bebas residu, integrated farming menuju zero waste, mekanisasi, peningkatan Indek Pertanaman (IP) maupun Perluasan Areal Tanam Baru (PATB)," sebutnya di Jakarta. 

Ia menambahkan, pihak Kementerian Pertanian telah mengenalkan teknis budidaya dengan IP400 pada tahun 2021, yang berarti, petani padi bisa tanam dan panen empat kali dalam setahun. Diharapkan, pada 2021 terdapat berbagai terobosan, peningkatan produktivitas dan memajukan pertanian dengan penerapan teknologi benih, alat mesin pertanian, dan manajemen korporasi. Diakuinya, beberapa program Kementan ini telah berjalan pada 2021 seperti mekanisasi, KUR, korporasi petani, perluasan areal tanam baru, IP400, kostraling, food estate, serta integrated farming menuju zero waste. 

“Semua bermuara di satu tujuan untuk meingkatkan produksi tanaman pangan serta mensejahterakan petani,” tandasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini