|

Januari 2021, Penanaman di Food Estate Humbahas Rampung

Mentan, Syahrul Yasin Limpo dan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, meninjau perkembangan program Food Estate di Desa Ria Ria Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbanghasundutan (Humbahas), Provinsi Sumatera Utara, Jumat (18/12/2020). Foto Ist

Dolok Sanggul- Lahan food estate (lumbung pangan, red) berbasis hortikultura di Kabupaten Humbanghasundutan (Humbahas), Provinsi Sumatera Utara, ditargetkan selesai tanam pada Januari 2021. Deikian dikemukakan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat mendampingi Menko Bidang Martim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, meninjau perkembangan pertanaman di Desa Ria-Ria Kecamatan pollung, Kabupaten Humbahas, Jumat (18/12/2020).

"Pengolahan lahan food estate ini sudah hampir 90% lebih, pengolahan sampai dengan membangun bedengan sudah sampai 70 persen. Bulan Desember ini, Insya Allah selesai 100 persen pemasangan mulsa dan penanamannya itu sudah tidak lama, tinggal butuh menggerakkan lebih banyak orang dan tentu saja sesuai target," sebutnya usai melakukan peninjauan.

Ia mengemukakan, terdapat tiga komoditas yang dikembangkan di kawasan ini, masing-masing kentang, bawang merah dan bawang putih.

“Kita tinggal tunggu bagaimana melakukan budidaya dan penjagaan, sehingga bisa panen dalam waktu yang sudah direncanakan,” tukasnya.

Sementara, Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, progres pengerjaan lahan food estate di Humbahas sangat signifikan. Dalam empat tahun ke depan, lahan food estate ini diperluas hingga mencapai 30.000 hektar (ha) dan akan dikembangkan penanaman hortikultura. Untuk tahap pertama ini, pihaknya menargetkan pembangunan kawasan food estate Humbahas seluas 1.000 ha, terdiri dari seluas 215 ha dari APBN Kementerian Pertanian (Kementan) dan 785 ha dikelola pihak swasta.

“Ini baru pertama di Indonesia ada hamparan 215 hektare yang ditanami kentang, bawang putih dan bawang merah. Dari hasil data yang sudah dilaporkan Kepala Balitbang Kementan, perkembangannya sangat baik,” tuturnya.

Diakuinya, kawasan lahan pengembangan food estate ini akan menjadi model percontohan untuk daerah lain, sehingga ke depan, kekurangan yang ditemui dalam proses olah lahan, budidaya, panen hingga pasca panen menjadi perbaikan di daerah lain.

“Ini sebagai model sekarang. Saya rasa, kita belajar dari kekurangan-kekurangan di sini untuk perbaiki nanti di tempat lain,” ujarnya.

Luhut menyatakan, saat ini pemerintah sedang melihat dataran tinggi lainnya untuk dapat dikembangkan kawasan food estate, seperti Pulau Sulawesi atau Pulau Jawa, untuk dapat mengembangkan pertanian dalam upaya menyejahterakan penduduk di sekitarnya.

“Di Sulawesi ada juga ketinggian 1.000-1.200 tanah seperti ini nanti kita bikin lagi atau nanti di Jawa mungkin 500 atau 1.000 hektare seperti ini. Kita buat lagi model seperti ini jadi dengan begitu swadaya hortikultura kita juga selesai bisa dalam lima tahun ke depan,” paparnya.

Pada kesempatan itu, Luhut mengingatkan, kawasan food estate tidak menganggu lingkungan hutan. Komoditas ditanam di lahan yang tidak tertanam pohon, sehingga hutan tetap terjaga dengan baik. 

"Untuk menjaga tanah agar tidak longsor, akan ditanami kacang macadamia, kopi, dan tanaman keras lainnya," tandasnya. Fey


Komentar

Berita Terkini