Kulit ubi jalar sebelum diolah menjadi tepung, mampu memikat pembeli asal Jepang. Foto Ist |
"Ekspor tepung ubi jalar dari Sumatera Utara pada tahun ini meningkat dua kali lipat dibanding selama tahun 2019 yang hanya mengirim 18 kali dengan total volume 486 ton senilai Rp2,1 miliar," ungkap Kepala Balai Karantina Pertanian Belawan, Hasrul, usai menyerahkan sertifikat karantina untuk 52 ton tepung ubi jalar senilai Rpp251 juta milik PT TAM, Senin (08/06/2020).
Pihaknya mengklaim, terus berupaya meningkatkan sinergitas pemangku kepentingan pertanian di Provinsi Sumut. Ia menjelaskan, bahan baku pembuatan tepung berasal dari kulit ubi jalar. Di negara tujuan ekspor, kata Hasrul, produk itu digunakan sebagai bahan pakan alternatif. Bahkan, karena diyakini memiliki kandungan nutrisi yang baik, tepung ubi jalar telah dijadikan bahan alternatif pangan.
Seorang personil Balai Karantina Pertanian Belawan memeriksa kulit ubi jalar, sebelum diolah menjadi tepung. Foto Ist |
"Alhamdulilah, di tengah pandemi kinerja ekspor pertanian tetap bisa dipertahankan, bahkan meningkat," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ali Jamil mengutip rilis pihak Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan, peningkatan kinerja ekspor pertanian sebesar 12,66% atau senilai US$0,28 dibanding periode tahun 2019 (YoY).
"Saatnya sektor pertanian bekerja dengan cara yang tidak biasa, tidak boleh berhenti dan terus berproduksi. Stok pangan tetap terjaga, kinerja ekspor bisa terus meningkat sesuai target Gratieks," sebutnya. Fey
Kemasan berisi tepung ubi jalar siap ekspor sedang diperiksa petugas. Foto Ist |