|

Kaper Ombudsman Sumut Sidak ke Rutan dan Lapas Taput

Kepala Ombudsman perwakilan Sumut, Abyadi Siregar berdialog dengan petugas Rutan Kelas II B Tarutung, Jumat (14/02/2020). Foto Ist
Tarutung- Kepala Ombudsman RI perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Abyadi Siregar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Rumah Tahanan (Rutan) klass II B Tarutung dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Jumat (14/2/2020).

“Saya ke sini sebenarnya ingin komparasi atau perbandingan. Kalau kita dengarkan kejadian di Rutan Kabanjahe, itu karena masalah mis-komunikasi dan over kapasitas,” ujarnya didampingi dua stafnya saat berkunjung ke Rutan.

Dalam sidak di dua lembaga Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) itu, Abyadi menanyakan berbagai kelengkapan fasilitas, termasuk pelayanan terhadap para tahanan, baik kondisi makanan, alat komunikasi, serta perbandingan jumlah tahanan dengan kapasitas yang selayaknya.

“Secara umum cukup bagus, baik kebersihan dapur maupun dari peredaran narkoba. Dalam konteks antisipasi kerusuhan, kedua lembaga ini cukup baik,” pujinya.

Ia mengakui, kondisi rutan dan lapas yang over kapasitas juga terjadi di seluruh Indonesia. Pada kesempatan itu, Abyadi juga sempat berdialog dengan sejumlah tahanan untuk menggali informasi seputar pelayanan yang diperoleh mereka.

Kasubsi Pelayanan Tahanan, Jonias Pakpahan menyambut positif sidak pihak Ombudsman perwakilan Sumut.

“Keadaan yang terlihat sekarang itulah yang sebenarnya. Tidak ada rekayasa. Kalaupun penilaian dari Ombudsman kepada Rutan Tarutung bagus, kami mengucapkan terima kasih,” sebutnya.

Jonias mengakui, saran dari pihak Ombudsman RI Sumut untuk peningkatan pelayanan, menjadi motivasi peningkatan kinerja mereka di masa mendatang.

Hal senada dikemukakan Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Siborong-borong, J Sianturi SH, saat menerima kunjungan rombongan dari Ombudsman RI perwakilan Sumut.

"Begini lah kegiatan Lapas Siborong-borong setiap hari, tanpa dibuat-buat, karena kedatangan bapak-bapak juga mendadak," ujarnya.

Sianturi mengklaim, pihak Lapas selalu mengutamakan pendekatan kekeluargaan terhadap warga binaannya. Selain itu, para warga binaan juga mengikuti beragam kegiatan untuk menghindari kebosanan selama menjalani hukuman.

“Ada bimbingan dan pelatihan kerja, membuat kerajinan tangan serta berbagai kegiatan olah raga dan musik sebagai bekal mereka setelah bebas nanti," tuturnya. Fey

Komentar

Berita Terkini