"Saat ini posisinya empat besar. Tahun 2022 ditargetkan berada di posisi kedua dan bakal menempati posisi pertama beberap atahun kemudian," ujarnya saat hadir dalam acara kelulusan para petani kopi binaan International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) yang telah mengikuti program Coffee Export Development, di Hotel Grand Mutiara Jalan Peceren Nomor 168 Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumut, Selasa (16/7/2019).
Ia menyatakan, terdapat delapan kabupaten penghasil kopi di Sumut, yakni Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Mandailingnatal (Madina), Simalungun, Dairi, Karo, Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Utara (Taput), dan Humbanghasundutan (Humbahas).
Berdasarkan data BPS, kata Wagubsu, produksi kopi Sumut pada tahun 2018 berkisar 72.379 ton, terdiri atas Kopi Arabika Spesialty 63.425 ton dan produksi Robusta 8.954 ton. Untuk luas areal pertanaman Kopi Arabika Spesialty berkisar 71.955 hektar (ha) dan Kopi Robusta 19.416 ha.
"Sumut juga mengekspor kopi melalui Pelabuhan Belawan sebanyak 64.810 ton senilai 325,45 juta dolar AS," tukas Wagubsu Musa.
Pada kesempatan itu, pihaknya berterimakasih kepada pihak ITFC yang telah memberikan pelatihan kepada para petani di Kabupaten Karo dan Dairi. Hal itu sejalan dengan visi Pemprovsu yang sedang serius membangun desa menata kota untuk dapat meningkatkan kesejahteraan para petani di daerah.
“Semangat kami adalah bagaimana ini bisa menjadikan Sumut yang bermartabat, membangkitkan ekonomi dengan membangun desa menata kota,” tuturnya.
Sekadar informasi, pihak ITFC selaku lembaga keuangan internasional telah menyetujui untuk menyediakan pembiayaan senilai US$30 juta untuk eksportir kopi di Sumut.
"Melalui fasilitas pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah, ITFC membantu para eksportir kopi di Sumatera Utara untuk dapat melakukan pembayaran kepada para petani dan koperasi," sebutnya lantas menambahkan, peserta pelatihan sebanyak 349 petani kopi di Karo dan Dairi, Sumut demi meningkatkan kapasitas petani kopi di pertanian organik dan praktek pertanian yang baik (Good Agricultural Practices-GAP).
Pada kesempatan itu, diserahkan pinjaman US$6 juta untuk tiga eksportir asal Sumut, yakni Rami Ahmed (Boemi Coffee), Sadarsah (Arvis Sanadah Sanni) dan Iradha Hasnar (Ujang Jaya Internasional). Fey