|

Pengembangan Bawang Putih masih Jadi Prioritas

Peta sebaran kelompok tani yang tergabung dalam program Food Estate berbasis hortikultura di Kabupaten Humbahas, Sumut, beberapa waktu lalu. Foto Fey

Medan- Pihak Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya mengembangkan pertanaman bawang putih, termasuk di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Beragam upaya terus dilakukan agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.

Menurut Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Bahruddin Siregar, dimasukkannya bawang putih sebagai komoditas utama yang dikembangkan dalam Food Estate (kawasan lumbung pangan, red) berbasis hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), bersama kentang dan bawang merah, menjadi salah satu bukti keseriusan pemerintah. Berlokasi di Desa Ria-Ria Kecamatan Pollung Kabupaten Humbahas, komoditas bawang putih ditanam di areal seluas 50 hektar (Ha).

"Selama tahun 2020 dan 2021, pihak Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian telah menyalurkan bantuan bibit bawang putih ke kelompok tani sebagai stimulus peningkatan produksi," papar Bahruddin.

Mengingat bantuan bibit tidak bisa diberikan secara terus-menerus pada kelompok tani yang sama setiap tahun, pihaknya kerap menyarankan para penerima bantuan menyisihkan sebagian hasil panen untuk dijadikan bibit. 

"Jadi, setiap petani penerima bantuan tidak lagi membeli bibit saat hendak melakukan penanaman berikutnya," ujar Bahruddin. 

Selain itu, kata Bahruddin, pengolahan lahan berikut pengawalan tanaman harus dilakukan secara optimal agar produksi meningkat. Pasalnya, cuaca ekstrim sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pertumbuhan tanaman. 

Dijelaskannya, pada kondisi lembab, berkabut atau curah hujan tinggi, cendawan akan membentuk massa spora yang sangat banyak dan berpotensi menginfeksi daun. Akibatnya, lapisan luar daun menjadi layu dan mengering, bahkan bisa juga mengakibatkan umbi membusuk. 

"Tidak hanya cuaca, faktor tanah yang belum matang atau tanah garapan baru seperti di Food Estate Kabupaten Humbang Hasundutan juga berpengaruh pada kesuburan tanaman," urainya. 

Saat ini, lanjutnya, beberapa kabupaten menjadi lokasi pertanaman bawang putih. Beberapa diantaranya seperti Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, Samosir, Tapanuli selatan, dan juga Humbahas. Kendati demikian, produksi petani Sumut masih tergolong minim, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.

Pada tahun 2021, misalnya, Bahruddin mengakui produksi petani hanya berkisar 805 ton dari kebutuhan mencapai 29.401 ton. Begitu juga pada tahun 2022, produksi petani Sumut diperkirakan berkisar 159 ton dari kebutuhan konsumsi masyarakat yang mencapai 20 ribu ton. Alhasil, kebutuhan bawang putih masyarakat Sumut masih mengandalkan pasokan dari China dan India. 

"Kita masih terus berupaya meningkatkan produksi dan menambah luas tanam bawang putih untuk meminimalisir kekurangan produksi," tukasnya. 

Bahruddin mengklaim, Food Estate di Humbahas yang merupakan salah satu program super prioritas pihak Kementan, menjadi harapan untuk mendongkrak produktivitas bawang putih Sumut. Apalagi, saat panen perdana di Food Estate Humbahas setahun silam, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan, hasil panen ketiga komoditas utama tersebut di atas rata-rata produktivitas nasional. Untuk hasil panen bawang merah dan bawang putih, masing-masing berkisar 5,8 ton per Ha dan kentang sebanyak 15 ton per Ha.

Keuntungan anggota kelompok tani yang tergabung dalam program Food Estate berbasis hortikultura di Kabupaten Humbahas, Sumut, beberapa waktu lalu. Foto Fey

Sementara, dikutip dari laman www.pu.go.id, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung pengembangan food estate 1.000 ha dan Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH) di Humbahas. Pada Tahun Anggaran 2022, pihaknya bakal melanjutkan pembangunan jaringan irigasi tetes hingga terpenuhi areal seluas 200 ha. 

Selain itu, penyediaan air baku TSTH untuk melayani area 35 ha dengan sistem golongan dan pembagian berkala. Saat ini, debit yang tersedia sebanyak 9,5 liter/detik, cukup untuk mengairi areal seluas 19 Ha.

Tahun lalu, pihak Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan jaringan perpipaan Blok 2A sepanjang 12 km dengan luas lahan efektif 126,6 ha senilai Rp40,2 miliar. Kemudian pembangunan jaringan air baku irigasi perpipaan Blok 2 B1 sepanjang 3,5 km dengan luas lahan efektif 369 ha senilai Rp9,6 miliar. 

Begitu juga pembangunan jaringan air baku irigasi perpipaan Blok 2 B2 sepanjang 8 km dengan luas lahan efektif 369 ha senilai Rp31,1 miliar. Terakhir, pembangunan jaringan air baku irigasi perpipaan Blok 2 C sepanjang 8 km dengan luas lahan efektif 253 ha senilai Rp29,1 miliar yang saat ini sudah mencapai 97%.

Di bidang konektivitas, pihak Kementerian PUPR telah merampungkan pembangunan jalan akses kawasan food estate sepanjang 8,6 km senilai Rp69,97 miliar serta jembatan sebagai akses kawasan food estate dan TSTH, masing-masing sepanjang 25 meter, senilai Rp16,04 miliar. 

Untuk penataan kawasan, pihak Kementerian PUPR membangun TSTH pada 2021-2023 dengan anggaran Rp82,3 miliar. Ruang lingkup penataan meliputi pembangunan gedung riset pertanian dan herbal, mess karyawan, rumah kontrol pertanian, screen house, smart greenhouse. Saat ini progres pelaksanaannya sebesar 2,9%. Fey

Progress pengelola Food Estate berbasis hortikultura di Kabupaten Humbahas, beberapa waktu lalu. Foto Fey


Komentar

Berita Terkini