|

Empat Ton Jengkol dan Petai Sumut ke Jepang

Kepala BBKP Belawan, Andi Yusmanto, memperhatikan tumpukan kotak berisi jengkol dan petai yang akan diekspor ke Jepang melalui Pelabuhan Belawan, sebelum acara pelepasan ekspor di Kota Berastagi Kabupaten Tanah Karo, beberapa waktu lalu. Foto Ist  

Berastagi- Ternyata, masyarakat Jepang juga menyukai jengkol dan petai. Tak kurang empat ton jengkol dan petai asal Sumatera Utara (Sumut) senilai Rp399 juta, diekspor ke negara sakura tersebut melalui Pelabuhan Belawan, Kota Medan.

"Jengkol dan petai asal Sumatera Utara siap memaski pasarJepang untuk memenuhi permintaan," ungkap Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Belawan, Andi Yusmanto, saat pelepasan ekspor perdana komoditas subsektor hortikultura milik PT Surya Elok Sejahtera di Berastagi, Sabtu (28/08/2021).

Ia mengklaim, komoditas tersebut telah melalui serangkaian tindakan karantina dan telah memenuhi persyaratan teknis negara tujuan oleh pejabat karantina, sebelum dikirim ke Jepang. Selain jengkol dan petai, sebanyak 22 komoditas pertanian asal Sumut juga ikut diberangkatkan, yakni pinang biji, kopi biji, palm kernel oil, minyak kelapa sawit, santan kelapa, sayuran sawi, nipah, cabe jamu, manisan kelapa, damar batu, palm kernel sterain, hydrogenate palm kernel olein, kelapa parut, andaliman, kayu karet, durian, kulit manggis, sayuran kubis, bunga krisan, tepung tapioka, bungkil jagung dan kayu olahan.

"Kita terus menggali komoditas potensi dan melakukan pendampingan teknis, agar dapat tembus persyaratan dan protokol ekspor negara tujuan," papar Andi.

Dikemukakannya, hal ini sejalan dengan program strategis Kementerian Pertanian melalui peningkatan ekspor pertanian dengan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks, red) yang digagas Menteri Syahrul Yasin Limpo. Secara kinerja, kata Andi, nilai ekspor pertanian asal Sumut pada Semester I tahun 2021 mengalami peningkatan sebesar 43,3% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Diakuinya, peningkatan juga terjadi pada jumlah eksportir dan negara tujuan. 

"Hal ini tentunya dapat menambah semangat pelaku agribisnis khusunya para petani, peternak dan pekebun di Sumut," tukasnya.

Andi menambahkan, komoditas ekspor yang diberangkatkan dari Pelabuhan Belawan itu menuju 18 negara, yakni Tiongkok, Iran, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Senegal, Malaysia, Taiwan, Uni Emirat Arab, Brazil, India, Chili, Korea Selatan, Jerman, Jepang dan Filipina.

Sementara, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementan, Bambang, melalui telewicara, mengapresiasi munculnya ragam komoditas ekspor berupa jengkol dan petai asal Sumut. Diharapkan, petani dan pelaku usaha di Kota Berastagi, Kabupaten Karo dapat meningkatkan produktivitas sekaligus bersinergi dengan pihaknya untuk dapat menembus negara tujuan lain.

“Kita memberikan kemudahan bagi eksportir dalam perijinan agar proses ekspornya cepat, sehingga dapat mendorong tumbuhnya komoditas eksportir dan negara tujuan baru," tutur Bambang.

Kendati demikian, pihaknya tetap menjaga keamanan dan kualitas komoditas yang diekspor sesuai persyaratan negara tujuan.  

"Selaku otoritas karantina, melalui tindakan karantina, kita memastikan seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari sehingga memiliki daya saing di pasar global," sebutnya lantas menyatakan, ekspor perdana petai dan jengkol ini menjadi bukti bahwa sinergisitas para pelaku pembangunan pertanian di Sumut terjalin secara baik.

Pada kesempatan itu, Kepala BBKP Belawan menyerahkan sertifikat ekspor karantina atau Phytosanitari Certificate (PC) kepada perwakilan PT Surya Elok Sejahtera. Fey

Komentar

Berita Terkini