|

Proyek Penataan Kawasan Parapat Dituding Lamban

Tiang beton yang digunakan untuk penyangga bangunan diduga tidak berkualitas, sehingga banyak yang patah sebelum dipasang, beberapa waktu lalu. Foto Effendy Bakkara

Parapat- Proyek kategori Skala Prioritas bertajuk 'Penataan Kawasan Parapat Kabupaten Simalungun' senilai Rp77.292.000.000 yang bersumber dari APBN 2020-2021 dituding lamban dalam proses pengerjaannya. Padahal, proyek dengan tenggat waktu 300 hari kalender ini telah dikunjungi dua menteri, yakni Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) pada 30 Desember 2020 dan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, sekira 12 Februari 2021.

"Pengerjaan proyek Penataan Kawasan Parapat yang dilakukan PT Wijaya Karya itu terkesan lambat. Lihat saja ponton yang digunakan sangat sedikit," ungkap seorang warga Parapat, B Sinaga (61) saat ditemui di salah satu warung kopi yang berada di depan Mapolsek Parapat, Selasa (16/02/2021).

Ia mengemukakan, ponton digunakan untuk mengantisipasi air pasang surut danau, sehingga posisi kapal dengan dermaga selalu sama. Nantinya, antara ponton dengan dermaga dihubungkan dengan suatu landasan atau pun jembatan yang fleksiibel ke darat, sehingga bisa mengakomodasi pasang surut laut. Kondisi itu membuat ponton yang dibutuhkan cukup banyak dalam pembangunan dermaga kapal pariwisata, sebagai bagian dari penataan kawasan Parapat.

Ironisnya, progres pembangunan proyek tersebut nyaris tidak diketahui masyarakat. Kondisi tersebut, kata B Sinaga seakan berbanding terbalik dengan tujuan proyek yang termasuk bagian dari Program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). 

"Salah satu program prioritas nasional ini identik dengan pembangunan fisik serta infrastruktur dan PT WIKA memenangkan tender pengerjaan Dermaga Pantai Atsari Hotel dan Pantai Bebas Parapat dan sejumlah proyek pembangunan Gapura di Jalan Lintas Parapat," sebutnya. 

Menteri Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno saat meninjau lokasi proyek yang dikerjakan pihak PT Wika di kawasan Danau Toba, pada Desember 2020 silam. Foto Ist

Khusus pembangunan gapura, B Sinaga mengaku belum melihat indikasi akan dibangun.

"Jadi, untuk apa Menteri yang datang meninjau proyek itu?" tukasnya. 

Penanggung Jawab PT Wika di Parapat, Toni yang dikonfirmasi seputar tudingan pengerjaan proyek berjalan lamban, belum menjawabnya. Effendy Bakkara


Komentar

Berita Terkini