|

Melirik Independent Rider Medan

Sejumlah anggota IRM saat bersilaturahim, beberapa waktu lalu. Foto ist

Dibentuk 10 Oktober 2014, Independent Rider Medan (IRM) cenderung mengutamakan kebersamaan dan kekeluargaan dalam setiap kegiatan. Seiring perjalanan waktu, komunitas pecinta sepeda motor yang semula 'digawangi' lima pendiri, kini menjadi ajang silaturahmi sebanyak 27 orang anggota.

“Kita selalu menanamkan kebersamaan agar tercipta suasana kekeluargaan  dalam setiap kesempatan,” ujar Ketua IRM, Ferdiansyah, saat disambangi di kawasan Jalan Imam Bonjol Medan, beberapa waktu lalu.

Diakuinya para pendiri komunitas ini telah berkeluarga dan dari beragam profesi. Semula, kata Ferdiansyah, para pendiri IRMM menggunakan istilah 'kopi darat' di halaman salah satu supermarket kawasan Jalan SM Raja Medan untuk sekadar 'hang out' dan berlanjut dengan rolling (keliling, red) seputar Kota Medan. Namun, lanjutnya, konsep 'kopi darat' diubah sejak tahun 2018. Selain halaman supermarket 'tongkrongan' anggota IRM telah dijadikan lokasi para sopir taksi online, pihaknya mencoba lebih elegan dengan menentukan tempat pertemuan.

"Setelah lokasi ditentukan, para anggota IRM akan meluncur," tukasnya.   

Di lokasi itu, para anggota IRM membahas beragam rencana kegiatan, diantaranya menggelar even, touring atau pun sekadar riding, selain bersilaturahim," ungkap pria yang kerap disapa Aan ini.  

Tidak hanya itu, dibahas pula seluk-beluk sepeda motor 'tunggangan' para anggota IRM. Apalagi, salah seorang anggota IRM memiliki salon mobil dan sepeda motor. Satu hal yang membuat komunitas ini kerap menjadi jawara kontes dalam kurun waktu 2014-2016.

"Syarat bergabung di IRM, memiliki sepeda motor dan tentu saja mencintai dunia sepeda motor. Kita tidak mempermasalahkan merek sepeda motor karena kebersamaan memang selalu diutamakan di komunitas ini," tegasnya.

Mengenakan alat kelengkapan saat berkendara menjadi kewajiban bagi setiap anggota IRM. Foto Ist

Guna menjaga eksistensi di dunia sepeda motor, pihaknya memiliki agenda rutin per tiga bulan sekali dengan melakukan touring, minimal ke kawasan Prapat. Aan mengklaim, kerap menggelar kegiatan tanpa melibatkan sponsor. Kendati demikian, bukan berarti IRM tidak pernah melibatkan pihak sponsor. Saat IRM memasuki tahun ketiga, salah satu perusahaan besar bidang otomotif menjadi sponsor saat menggelar kegiatan di restoran kawasan Sibolangit dan dihadiri beberapa klub sepeda motor.

"Kebetulan, restoran di Sibolangit milik orang tua, belum buka, Setelah minta izin mama, kita buat acara disana dan dihadiri lima ratusan penggemar otomotif," tutur pemilik Kafe Kedai Kawan di kawasan Medan Johor, sekaligus menjadi Sekretariat IRM ini.

Tak hanya sekadar nongkrong, pihaknya juga peduli sekeliling dan kerap menggelar kegiatan bakti sosial, seperti sahur on the road (SOTR) dan memberikan bantuan ke panti asuhan. Namun, sejak 2018 kegiatan SOTR ditiadakan untuk menghindarkan bentrokan dengan kelompok lain.

“Selain hobi, kita mencoba untuk selalu berbagi dengan masyarakat yang membutuhkan," sebutnya. Isvan

Kebersamaan dibalut dengan rasa kekeluargaan menjadi modal utama setiap anggota IRM. Foto Ist 

Komentar

Berita Terkini