|

Merajut Kebersamaan di Land Rover Club Medan

Deretan mobil Land Rover milik anggota Land Rover Club Medan dalam suatu kesempatan beberapa waktu lalu. Foto Ist

Medan- Banyak cara untuk merajut kebersamaan. Salah satunya seperti yang dilakukan anggota Land Rover Club Medan (LRCM) dalam setiap kegiatan.

Menurut Ketua LRCM, Wahyu Ginting, saat ini terdaftar 67 'penggila' jeep klasik buatan Inggris dari Medan dan sekitarnya di LRCM. Padahal, lanjutnya, komunitas ini hanya beranggotakan tujuh orang saat dibentuk sekira tahun 2011 silam. Itu pun, kata Wahyu, tujuh orang dimaksud merupakan para penggagas berdirinya LRCM.

"LRCM didirikan sebagai wadah komunikasi untuk saling berbagi informasi tentang mobil Land Rover," ungkapnya saat ditemui di salah satu bengkel khusus Land Rover, kawasan Mariendal, beberapa waktu lalu.

Seiring waktu, komunitas ini kian berkembang, sehingga tidak sekadar sebagai wadah komunikasi, tapi juga menggelar beragam kegiatan seperti kemping bersama dan wisata alam lainnya.

“Kita selalu mengutamakan kebersamaan dalam setiap kegiatan, sehingga tercipta rasa kekeluargaan di antara sesama anggota,” sebutnya.

Wahyu mengklaim, tidak ada aturan baku di LRCM. Satu hal yang mendorong komunitas ini tidak memiliki anggaran dasar atau pun anggaran rumah tangga seperti organisasi umumnya. Menariknya, bagi yang tidak memiliki kendaraan Land Rover juga diterima menjadi anggota, meski jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari.

“LRCM sangat terbuka dan dinamis karena komunitas ini memang dibentuk dengan semangat kekeluargaan,” tegas Wahyu yang juga pendiri LRCM.

Dua dari tujuh pendiri LRCM di antara mobil Land Rover di bengkel kawasan Mariendal, beberapa waktu lalu.  

Disebutkannya, anggota komunitas jeep yang kesohor di era tahun 1970-an ini tergolong beragam, baik dari sisi usia, status maupun profesi. 

"Mulai dari usia 20 tahun dan belum berkeluarga, hingga yang sudah momong cucu," tuturnya. 

Bahkan, Wahyu menyatakan, ada juga wanita yang bergabung di LRCM. Ditambahkannya, kebersamaan dan suasana kekeluargaan selalu dibangun dalam berbagai kegiatan, baik saat berkemah atau sekadar konvoi. 

Biasanya, paling tidak sebulan sekali, dilaksanakan kegiatan berupa wisata alam atau masuk ke hutan-hutan yang tidak ada signal seluler, sehingga betul-betul terbangun kebersamaan tanpa adanya gangguan panggilan telepon.

Namun, kegiatan bulanan tersebut dihentikan sejak merebak pandemi Covid-19. Terakhir, kegiatan serupa digelar pada Februari 2020 di kawasan Silalahi, Danau Toba.

“Kita cari aman saja. Mungkin tahun depan kita program lagi kegiatan itu. Mudah-mudahan pandemi segera berlalu,” harapnya.

Wahyu mengaku terlanjur menyukai Land Rover. Hal ini mengingat, perawatannya mudah, begitu juga spare-partnya mudah diperoleh. 

“Kita juga gampang dapat teman saat mengendarai mobil ini. Sering saat mengemudikannya, diikuti pemilik Land Rover lain, dan kemudian menjadi teman,” ujarnya.

Ia juga sempat mencicipi 'manis' nya memiliki Land Rover, terutama saat kendaraannya disewa untuk keperluan shooting film layar lebar serta iklan. Kondisi itu berbanding terbalik, saat Wahyu mendapatkan Land Rover pertama dari ayahnya. Saat itu, ia justru tidak terlalu peduli karena menganggap mobil tua. Perlahan tapi pasti, Wahyu menyadari, Land Rover merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dirawat. 

Kegiatan anggota LRCM di kawasan Silalahi, pinggir Danau Toba, medio Februari 2020 silam. Foto Ist

Beruntung, ia bertemu dengan enam penggila Land Rover, sehingga sepakat mendirikan LRCM. 

"Bagi yang ingin bergabung, langsung saja ke Sekretariatan LRCM di kawasan Jalan Sei Silau Kecamatan Medan Baru. Kita selalu fun dan enjoy di Land Rover Club Medan," tegasnya.   

Hal itu dibenarkan pendiri LRCM lainnya, Yos Giawa, yang juga mekanik andal khusus Land Rover. Dikatakannya, Land Rover merupakan aset berharga yang harus dirawat dan dijaga. 

"Selain perawatan dan onderdilnya mudah didapat, nilai jual Land Rover saat ini sangat mahal,” tandasnya. Isvan

Komentar

Berita Terkini