|

YPI-BP3D Gelar Workshop Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Sulteng

Pihak YPI-BP3D Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah menggelar workshop di gedung pertemuan Cafe Dekalbu Sigi, Senin (29/06/2020). Foto Ist
Sigi- Pihak Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) bekerjasama dengan Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, menggelar workshop Pembelajaran Program Pemulihan Mata Pencaharian dan Peningkatan Kapasitas Kesiapsiagaan Bencana Bagi Masyarakat, di Gedung Pertemuan Cafe Dekalbu, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (29/06/2020).

Dalam sambutannya, Kepala BP3D Kabupaten Sigi, Drs Sutopo Sapto Condro MT mengapresiasi kegiatan YPI dalam memberikan dukungan kepada masyarakat berupa peningkatan ekonomi dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana.

“Dukungan mata pencaharian kepada masyarakat, pengembangan BUM-Des merupakan upaya nyata dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pasca bencana dan peningkatan kapasitas kebencanaan di masyarakat," paparnya dihadapan peserta yang berasal dari kalangan NGO, jurnalis, perwakilan kelompok tani, Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan instansi pemerintah terkait.

Menurut Sutopo, hal itu sejalan dengan program dari Pemerintah Kabupaten Sigi. Ia berharap, sejumlah program yang dijalankan YPI dapat berkelanjutan di empat desa, bahkan ke desa lainnya yang berada di Kabupaten Sigi.

Sebelumnya, Koordinator Program YPI, Kristina, menjelaskan, tujuan besar dari program ini untuk memulihkan sumber mata pencaharian dari 375 petani terdampak bencana, sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengurangi serta mengatasi dampak bencana di empat desa yakni Desa Jono, Sambo, Wisolo dan Baluase, Kecamatan Dolo Selatan.

Tina, demikian Kristina kerap disapa, mengklaim, program yang dijalankan atas kerjasama Caritas Swiss telah memfasilitasi terbentuknya 28 kelompok tani berbasis komoditas padi, jagung, coklat dan ternak.

"Sebanyak 535 keluarga telah mendapat insentif dari kegiatan padat karya untuk membersihkan lahan rusak, saluran irigasi dan jalan produksi," ungkapnya.

Selain itu, kata Tina, sebanyak 369 petani telah memiliki pengetahuan dasar budidaya komoditas.

"Pihak YPI juga memberikan bantuan hibah tunai senilai Rp1.765.500.000 yang diberikan kepada 535 keluarga, masing-masing sebesar Rp3.300.000 per keluarga untuk memenuhi kebutuhan produksi sesuai komoditas masing-masing kelompok," urainya.

Terkait dengan mengurangi dan mengatasi dampak bencana, pihak YPI juga telah menginisiasi pembentukan kelompok PRB di masing-masing desa dengan memberi dukungan berupa alat sistem peringatan dini berbasis masyarakat, berupa peralatan HT, toa, senter, rompi, tali, jas hujan dan berbagai pelatihan untuk penguatan kapasitas kebencanaan di masyarakat.

"Ketika terjadi bencana, masyarakat telah paham apa yang harus dilakukan," tukasnya.

Tina menambahkan, pihak YPI juga memberikan dukungan alat komunikasi dan kordinasi kebencanaan berupa  stasiun radio pancar ulang yang mengakomodir 12 desa di Kecamatan Dolo Selatan dan pemasangan rambu evakuasi, titik kumpul serta pembagian tas siaga bencana kepada 1.657 keluarga di empat desa.

“Kami sangat berharap kepada masyarakat yang telah didampingi dapat meneruskan upaya-upaya nyata yang telah dilakukan YPI dan Caritas Swiss, sehingga program ini tidak berhenti sampai disini,” sebutnya. Dra
Komentar

Berita Terkini