|

Penyuluh Pertanian harus Kreatif

Kabid Penyuluhan Dinas TPH Provsu, Ir HM Taufik Batubara MSi, berdiskusi dengan belasan petugas PPL wilayah Medan Utara di kantor BPP Medan Utara, kawasan Jalan Klambir V Medan, Jumat (26/06/2020). Foto Fey
Medan- Kreativitas para petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sangat dibutuhkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sumatera Utara, Ir HM Taufik Batubara MSi, saat berkunjung ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Utara di kawasan Jalan Klambir V Medan, Jumat (26/06/2020).

"Para penyuluh pertanian harus memanfaatkan program KostraTani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian, red) yang digagas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, untuk meningkatkan kreativitas dalam bertugas," imbaunya.

Ia mengklaim, program KOstraTani akan semakin menguatkan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan, sehingga peran BPP menjadi sangat penting. Melalui KostraTani, lanjutnya, pihak BPP akan melakukan updating, verifikasi dan validasi data Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian (Simluhtan) terkait personil dan kelembagaan penyuluhan, kelembagaan petani serta pengusaha pertanian di kecamatan. Selain itu, BPP juga akan mendata potensi wilayah berikut statistik pertanian seperti luas baku lahan persawahan, areal tanam, produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, populasi dan produksi peternakan serta komoditas ekspor dari kecamatan di bawah kewenangannya.
 
Untuk itu, pihaknya berharap para penyuluh pertanian meningkatkan ilmu pengetahuan agar bisa ditularkan kepada petani, sehingga lebih baik dalam mengelola usahatani, demi peningkatan kesejahteraan keluarga.

"Jangan bosan untuk belajar agar memiliki bekal ilmu dan pengetahuan saat berhadapan dengan para petani," imbau Taufik yang saat itu didampingi Kepala Seksi Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas TPH Provsu, Asroi.

Ia menambahkan, ada lima peran strategis KostraTani, masing-masing sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis serta pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.

"Ini saatnya para penyuluh pertanian memperlihatkan kreativitasnya dalam bertugas, dengan menggali potensi di masing-masing wilayah kerja, sehingga petani bisa terinspirasi untuk bercocok-tanam," paparnya.

Kepala BPP Medan Utara, Sumarni, menyambut positif kehadiran pihak Dinas TPH Provsu. Menurutnya, kunjungan tersebut semakin memotivasi pihak BPP yang membawahi 10 kecamatan, untuk bertugas secara maksimal. Apalagi, BPP Medan Utara yang menaungi para penyuluh pertanian di wilayah perkotaan, sangat membutuhkan referensi pertanaman dengan lahan relatif minim.

"Selama ini, Kota Medan identik dengan pertanian di kawasan Marelan. Padahal, masih banyak potensi pertanian di wilayah lainnya yang belum digarap secara maksimal melalui komoditas tanaman perkotaan," sebutnya. 

Kabid Penyuluhan Dinas TPH Provsu,, Ir HM Taufik Batubara MSi foto bersama dengan para penyuluh pertanian di Kantor BPP Medan Utara, kawasan Jalan Klambir V Medan, Jumat (26/06/2020). Foto Fey
Pada kesempatan itu, seorang PPL wilayah Medan Marelan, Rahma Aristiyani, mengeluhkan sejumlah kendala dalam meningkatkan minat petani untuk bercocok-tanam. Bersama dua rekannya, Rahma mendampingi para petani padi, sayur-mayur dan bawang merah di wilayah Marelan. Namun, alih fungsi lahan pertanian dan puluhan hektar areal persawahan tidak bisa ditanami karena sepanjang tahun tergenang air akibat tidak berfungsinya parit yang mengarah ke Sicanang, Belawan, menjadi persoalan dalam pengembangan sektor pertanian di wilayah Marelan.

"Selama ini, hasil panen produksi bawang merah di Marelan berkisar delapan sampai sembilan ton per hektar. Bila hasil panen bisa ditingkatkan lagi, para petani bakal bersemangat dalam menanam bawang," ucapnya.

Keluhan serupa dikemukakan Tenaga Harian Lepas (THL) tenaga bantu PPL Provinsi Sumut yang ditempatkan di wilayah Medan Labuhan, Abdul Khalid. Di wilayah tugasnya, para petani justru menginginkan terdaftar sebagai peserta asuransi tani. Ironisnya, para petani di wilayah itu tidak mengantongi surat kepemilikan lahan, sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi peserta asuransi tani.

"Mayoritas petani di wilayah Medan Labuhan mengontrak, sehingga tidak mengantongi surat kepemilikan lahan pertanian yang dikelola mereka," keluhnya.

Berbeda dengan Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Medan Utara, Latifah, yang menginginkan BPP Medan Utara memiliki demo plot (demplot) pertanaman bawang merah di wilayah Medan Marelan.

"Demplot bawang merah dengan pertanaman dari biji bukan umbi. Nantinya, hasil panen bisa dijadikan benih lagi untuk dikembangkan para petani bawang," pintanya. Fey
Komentar

Berita Terkini