"Saya bangga hadir disini untuk ikut kegiatan panen bawang putih di tengah pandemi Covid-19," ujarnya usai memanen bawang putih bersama Ketua TP PKK Provsu, Hj Nawal Lubis dan Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor, serta sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Setda Provsu dan Setdakab Humbahas.
Menurutnya, budidaya bawang putih harus terus dikembangkan, mengingat besarnya kebutuhan masyarakat Sumut yang mencapai 26.299,96 ton per tahun. Sementara, produktivitas bawang putih yang dihasilkan petani Sumut, berdasarkan Angka Sementara (ASEM) yang dikeluarkan pihak BPS pada tahun 2019, hanya berkisar 975 ton per tahun.
"Sudah seharusnya kita mengembangkan budidaya bawnag putih karena Sumatera Utara masih mengalami defisit bawang putih sebanyak 25.324,96 ton yang selama ini dipenuhi melalui impor," sebutnya.
Gubsu Edy berjanji untuk membantu pengembangan bawang putih di Humbahas seluas lima ribu hektar, sehingga Sumatera Utara (Sumut) tidak lagi mengimpor bawang putih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Harapannya, di masa mendatang akan muncul sentra pertanaman bawang putih, selain Kabupaten Humbahas di wilayah Sumut. Selain pengembangan tanaman bawang putih, pihak Pemprovsu juga akan membantu 5.000 ekor kerbau.
"Saya berharap, pandemi Covid-19 tidak menyurutkan kita untuk tetap melakukan usahatani karena sektor pertanian harus tetap berjalan," paparnya.
Apalagi, kata Gubsu Edy, sektor pertanian merupakan pilar utama dalam mendukung imunitas sebagai upaya penanggulangan wabah Covid-19. Kendati demikian, pihaknya mengingatkan agar kegiatan usahatani tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor menyambut positif kehadiran dan rencana bantuan Gubsu Edy Rahmayadi ke daerahnya. Dikemukakannya, selama ini pihak Pemprovsu telah memberikan bantuan dalam berbagai sektor pembangunan, termasuk pertanian.
"Kita berharap agar bantuan terus berlanjut, sehingga program kelanjutan pertanian jagung, bawang, dan komoditas lain dapat berkesinambungan untuk dinikmati petani," tuturnya.
"Ketersediaan benih bawang putih yang sesuai dengan agroklimat pengembangan setempat masih terbatas dan biaya produksinya juga tergolong tinggi, sehingga memberatkan petani dalam melakukan budidaya," papar Dahler di sela kegiatan panen bawang.
Kondisi itu mengakibatkan pihaknya berupaya untuk meminimalisir risiko gagal panen. Beberapa diantaranya, mendorong perluasan areal tanam bawang putih melalui bantuan sarana produksi seperti benih, pupuk dan alat mesin pertanian, pengembangan informasi harga, serta pengembangan teknologi pra dan paska-panen, selain bimbingan teknis dan monitoring berkelanjutan dari penyuluh maupun petugas Dinas Pertanian setempat.
"Berbagai upaya itu diharapkan bisa membantu petani memenuhi kebutuhan dalam pengembangan usahatani bawang putih," tandasnya. Fey