|

2019, Sumut Terapkan Monokultur dan Tumpang Sari

Teks Foto: Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara, Ir Dahler Lubis MMA saat memberikan keterangan seputar Upsus Pajale di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, Senin (10/6/2019). Foto Fey

Medan- Program Upaya khusus (Upsus) pengembangan padi, jagung dan kedelai (pajale) di Sumatera Utara (Sumut) pada tahun 2019 tidak hanya pada penanaman monokultur saja, tapi juga melalui sistem tumpang sari.
“Sesuai arahan Kementan (Kementerian Pertanian, red) pengembangan Pajale di Sumatera Utara pada tahun ini juga dengan sistem tumpang sari,” papar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sumut (Provsu), Ir  Dahler Lubis MMA, di ruang kerjanya, Senin (10/6/2019).

Menurutnya, hal itu bertujuan untuk menambah Luas Tambah Tanam (LTT) yang diharapkan mampu mendongkrak produktivitas masing-masing komoditas. Khusus sistem tumpang sari, diterapkan pada komoditas padi dengan jagung seluas 15 ribu hektar (ha), padi-kedelai seluas 12.500 ha dan jagung-kedelai di areal 12.500 ha.

“Pertanaman dilakukan di hampir seluruh kabupaten/kota untuk periode musim tanam Oktober-Maret dan April-September 2019,” tutur Dahler Lubis.

Ia mengemukakan, untuk tumpang sari padi-jagung, benih padi yang akan diberikan sebanyak 40 kg per ha dan jagung 20 kg per ha. Begitu juga padi-kedelai, disiapkan benih masing-masing 40 kg dan 50 kg per ha, serta tumpang sari jagung-kedelai masing-masing kebutuhan benihnya 20 kg jagung dan 50 kg kedelai per ha.

Sementara, kata Dahler Lubis, dalam program pengembangan Upsus Pajale monokultur tahun ini, Sumut mendapat alokasi dari pusat seluas 15.000 ha untuk pengembangan padi sawah, 65.000 ha padi gogo (lahan kering), jagung hibrida seluas 35.900 ha dan pengembangan kedelai seluas 10.000 ha.

“Untuk pengembangan monokultur itu, kebutuhan benih padi sebanyak 25 kilogram per hektar, jagung 15 kilogram per hektar dan kedelai 40 kilogram per hektar,” sebut Dahler Lubis yang saat itu didampingi Kepala Bidang Pangan, Juwaeni SP MMA.

Pada kesempatan itu, Juwaeni mengklaim, pihaknya telah melakukan dropping (penyaluran, red) benih padi ke sejumlah kelompok tani, serta pemberkasan terhadap Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) berdasarkan musim tanam.

“Dropping benih padi sudah kita lakukan sejak April 2019 untuk memasok kebutuhan pertanaman di Kabupaten Langkat, Deliserdang dan Serdangbedagai seluas 9.000-an hektar dan akan terus dilakukan sesuai musim tanam di masing-masing daerah,” tandasnya.***


Komentar

Berita Terkini