Raut wajah praktisi tanaman anggur dari Komunitas Anggur Sumatera Utara, H Karyono, sontak berubah muram saat menyaksikan kondisi pertanaman anggur di greenhouse kawasan Desa Pintu Bosi Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Kamis (14/11/2024) siang. Rasa lelah setelah menempuh berjam-jam perjalanan dari Kota Medan semakin bertambah saat melihat dedaunan anggur mengalami bercak kemerahan. Di balik helai dedaunan tersebut, ditemukan seperti tepung berwarna putih. Begitu juga pada bagian batang anggur, terlihat sedikit menghitam disertai dengan warna keputihan.
“Jamur embun, hama thrips dan karat daun sudah menyerang tanaman anggur ini,” ujarnya dengan nada sendu kepada dua personil Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) yang bertugas di Kecamatan Laguboti, Patuan Lubis dan Dame Ida Basa Tambunan.
Kekecewaan tersebut cukup beralasan. Hal ini mengingat, kunjungan terakhir sekira akhir September silam, kondisi pertanaman teramat sehat. Bahkan, sudah direncanakan untuk pemupukan dalam upaya persiapan pembuahan perdana pada awal Desember 2024.
Beruntung, Karyono segera menyatakan, serangan hama penyakit itu bisa teratasi dengan sejumlah upaya.
“Jangan panik, untuk jamur embun dan karat daun bisa diatasi dengan pemangkasan serta melakukan pengendalian penyakit melalui penyemprotan fungisida, dan hama thrips dengan insektisida yang tepat sasaran sejak awal serangan secara rutin,” tegasnya.
Mendengar penjelasan tersebut, secercah harapan kembali muncul di wajah Pelaksana Harian Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, M Syafnurdin Asroi, dan sejumlah pejabat eselon 4 seperti Kasubbag Umum Syarifuddin Siregar, Kasubbag Keuangan dan Aset, Edy Warsito, serta Kepala Seksi Pelayanan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelatihan dan Mekanisasi Pertanian, Syaiful Bahri Hasibuan, yang sengaja mampir ke lokasi pertanaman anggur di sela kunjungan tugas ke wilayah Kabupaten Toba.
Disaksikan dua personil Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di wilayah Kecamatan Laguboti, Patuan Lubis dan Dame Ida Basa Tambunan, Karyono mempraktikkan sejumlah upaya pengendalian hama penyakit pada tanaman anggur. Sebagai langkah awal, dilakukan pemangkasan terhadap dedaunan yang terserang penyakit karat daun. Setelah itu, dilakukan pengendalian hama thrips dengan mencampurkan insektisida dengan air, sebelum disemprotkan ke dedaunan anggur, terutama di bagian bawah daunnya.
“Untuk hasil maksimal, lakukan penyemprotan dua kali dalam seminggu,” tukasnya lantas menambahkan, hasilnya akan terlihat dua minggu setelah penyemprotan.
“Ini menjadi pelajaran berharga bagi setiap PPL sebagai ujung tombak di bidang pertanian untuk merespon setiap kendala yang dihadapi petani di lapangan,” puji Syafnurdin Asroi menanggapi aksi tanggap pengendalian hama penyakit tersebut.
Ia mengakui, Embun Tepung merupakan salah satu penyakit utama yang kerap menyerang tanaman anggur. Dikemukakannya, jamur Uncinula necator dan Erysiphe necator menahan musim dingon pada mata tunas, daun atau batang tipis dan memulai infeksi ketika musim semi.
Penyakit ini, lanjutnya, kerap terjadi di suhu tinggi yang dikombinasikan dengan kelembaban relatif sedang. Patogen menyebabkan pertumbuhan tepung pada bagian hijau tanaman. Gejala mulai dengan bintik-bintik klorosis pada dedaunan, mirip dengan yang disebabkan oleh Plasmopara viticola, tetapi lebih kecil. Kemudian, zat tepung putih muncul. Bubuk putih ini juga muncul pada batang dan buah.
“Penyakit ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan hasil produk, dan penurunan ketahanan musim dingin tanaman, bahkan dalam kasus infeksi ringan,” urainya.
Lebih lanjut dikatakan, pengaturan dan pemangkasan yang tepat sangat penting dalam pengendalian Embun Tepung.
“Sirkulasi udara yang tepat dan akses langsung ke sinar matahari akan menunda wabah penyakit,” tandasnya. Fey