Kabid Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut, H Sutarman (nomor empat dari kanan), foto bersama di kebun anggur wilayah Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba, pekan lalu. Foto Fey
Laguboti - Dua Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara, Patuan Lubis dan Dame Ida Basa Tambunan, belajar merawat tanaman anggur milik seorang warga di Kecamatan Laguboti yang juga binaan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, pekan lalu.
"Tanaman anggur sangat potensial dikembangkan di wilayah Kabupaten Toba, sehingga kita melatih dua petugas PPL yang bertugas di Kecamatan Laguboti bagaimana cara merawatnya secara baik dan benar," ungkap Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Ketapang TPH Sumut, H Sutarman, yang hadir di Laguboti bersama Sub-Koordinator Ketenagaan, Fredy Amrin Siregar dan Sub-Koordinator Kelembagaan, Syafnurdin Asroi.
Berada di dataran tinggi, yakni antara 900-2.200 meter di atas permukaan laut, lanjutnya, Kabupaten Toba sangat cocok untuk menjadi lokasi budidaya anggur. Hal ini mengingat, tanaman anggur bisa dibudidayakan di daerah dingin, sub-tropis maupun tropis. Apalagi, komoditas ini memiliki nilai ekonomis menjanjikan, baik dari sisi bibit maupun buah segar yang dihasilkan.
"Prospek tanaman anggur masih sangat terbuka lebar dan sangat menjanjikan untuk peningkatan kesejahteraan keluarga," ujar Sutarman.
Pihaknya juga sengaja melibatkan praktisi tanaman anggur untuk membekali pengetahuan petugas PPL dalam hal budidaya anggur. Tujuannya agar bisa melihat langsung proses budidaya anggur mulai awal hingga panen.
"Kita memilih PPL karena mereka yang berinteraksi langsung dengan petani saat menjalankan tugasnya," sebutnya.
Ia berharap, dua PPL dimaksud kelak bisa membagikan pengetahuan mereka seputar budidaya anggur kepada masyarakat, termasuk PPL lainnya.
![]() |
Praktisi tanaman anggur Sumut, H Karyono (kaos putih) menjelaskan seputar perawatan tanaman anggur kepada dua PPL Kabupaten Toba, pekan lalu. Foto Fey |
Sementara, praktisi tanaman anggur dari Komunitas Anggur Sumut, H Karyono, menyatakan, budidaya anggur tidak membutuhkan lahan yang luas. Bahkan, menurutnya, bisa ditanam dalam pot.
"Anggur bisa ditanam di halaman atau pun teras rumah yang relatif berukuran sempit," tutur pria yang kerap disapa Mas Young di komunitasnya tersebut, mengawali perbincangannya dengan dua PPL Kabupaten Toba.
Dikemukakan, pemilihan bibit menjadi faktor penting dalam memulai pertanaman agar bsa menghasilkan buah anggur yang manis dan segar saat dipanen.
"Kalau untuk bibit, pilih yang jelas sumbernya dan juga mudah untuk berbuah, seperti varietas Transfiguration, Everest, Ninel dan beberapa lainnya," urainya.
Selain itu, kata Mas Young, penyakit pada akar dan daun juga kerap mengancam pertumbuhan tanaman anggur. Sebagai solusinya, menggunakan atap pastik UV yang memiliki panas hanya 14%.
"Kalau tidak menggunakan plastik UV, daun anggur akan rusak akibat hujan dan panas," tukasnya.
Mas Young mengklaim, pemasangan atap plastik UV akan memudahkan perawatan pada tanaman anggur. Tentunya, tanaman tetap disiram dengan air dan dilakukan pemupukan secara rutin setiap minggu.
"Di masa vegetatif, dilakukan pemupukan dengan menggunakan NPK setiap minggu dengan dosis 3 liter air dan pada masa generatif, kita gunakan KNO3 dan MKP, sebelum masuk masa pangkas pemmbuahan," paparnya lantas menambahkan, pupuk MKP (Mono Kalium Phosphate, red) berfungsi merangsang pertumbuhan akar dan pembungaan serta mencegah kerontokan bunga dan buah.
Praktisi tanaman anggur Sumut, H Karyono, mempraktikkan cara memangkas daun anggur di salah satu kebun anggur di Kecamatan Laguboti, pekan lalu. Foto Fey
Salah seorang PPL, Patuan Lubis, mengaku berterimakasih telah mendapatkan kesempatan untuk lebih mengenal budidaya tanaman anggur.
"Setiap lewat, saya selalu sempatkan mampir dan melihat tanaman anggur disini. Ternyata hari ini saya mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai budidaya tanaman anggur," katanya.
Tampak hadir pada kesempatan itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Benih Induk Aneka Tanaman Gabe Hutaraja, Unedo Koko Nababan, dan pengelola kebun anggur di Kecamatan Laguboti, Br Manurung. Fey