|

Sumut Mandiri Benih Padi

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, HM Juwaini, di ruang kerjanya, Selasa (14/05/2024) siang. Foto Fey

    Medan - Ternyata, Sumatera Utara telah mampu mewujudkan kemandirian benih padi. Satu hal yang mendorong provinsi ini optimistis untuk menggapai target produksi beras tahun 2024 sebanyak 2.648.660 ton, setara dengan 4.158.022 ton Gabah Kering Giling (GKG).

    "Sumatera Utara memang sudah mandiri benih padi, tentunya dengan benih yang berkualitas," tegas Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, HM Juwaini, di ruang kerjanya, Jalan AH Nasution No 6 Medan, Selasa (14/05/2024). 

    Ia mengklaim, ketersediaan benih berkualitas menjadi awal keberhasilan dalam setiap pertanaman. Mengandalkan kelomppok tani (poktan) penangkar benih padi yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Sumut, pihaknya meyakini, rencana pertanaman padi petani di berbagai kabupaten/kota di Sumut pada tahun 2024 seluas 807.086 hektar (ha), bakal berlangsung lancar. 

    Bila diasumsikan setiap hektar membutuhkan sekira 25 kilogram benih, kata Juwaini, setidaknya dibutuhkan sebanyak 20.177.150 kg, setara 20.177,150 ton benih padi untuk mendukung rencana pertanaman tersebut. Menurutnya, kebutuhan benih padi tersebut bisa dipenuhi dari poktan penangkar di Sumut yang rata-rata mengelola areal pertanaman berkisar 50 ha dengan produksi berkisar 5 ton per ha. Dengan kata lain, setiap poktan penangkar mampu memproduksi sebanyak 250 ton per musim tanam, atau sebanyak 500 ton benih padi per tahun. Sementara, lanjutnya, data yang dihimpun dari pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketapang TPH Provinsi Sumatera Utara menyatakan, terdapat sebanyak 69 poktan penangkar benih padi di Sumut.

    "Kalau dikalkulasikan, dari para poktan penangkar di Sumatera Utara saja ada sebanyak 34.500 ton benih padi per tahun. Itu belum termasuk, kebiasaan para petani padi yang menyisihkan sebagian kecil hasil panennya untuk dijadikan bibit sebagai persiapan musim tanam berikutnya," urai Juwaini.  

    Diakuinya, para poktan penangkar memiliki peran penting dalam mewujudkan kemandirian benih padi di Sumut. Apalagi, sejak beberapa tahun terakhir, sejumlah poktan penangkar mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik melalui APBD maupun APBN.

    "Kita rutin mendistribusikan bantuan kepada sejumlah kelompok tani penangkar benih padi setiap tahun, baik dalam bentuk barang, maupun uang yang ditransfer langsung ke rekening kelompok tani penangkar sebagai stimulan agar semakin bersemangat dalam melakukan usahanya," sebut Juwaini.

Sub-Koordinator Perbenihan dan Standarisasi Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketapan TPH Sumut, Mugiono (kiri), memperlihatkan benih padi unggul varietas Inpari 32 HDB, dalam suatu kesempatan. Foto Fey 

    Mengenai bantuan untuk penangkar benih padi, Sub-Koordinator Perbenihan dan Standarisasi Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, Mugiono, menyatakan, sebanyak 11 kelompok tani (poktan) penangkar di delapan kabupaten/kota mendapatkan bantuan benih berikut pupuk NPK, kompos, pestisida, terpal jemur dan Seed Cleaner untuk areal seluas 150 ha, melalui Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana Pertanian yang bersumber dari APBD Sumut Tahun Anggaran 2024. Berbeda dari APBN Tahun Anggaran 2024, melalui Program Bantuan Mandiri Benih (Mantap) sebanyak 18 poktan penangkar di 10 kabupaten/kota dengan total lahan seluas 325 ha menerima bantuan dalam bentuk uang yang langsung ditransfer ke rekening poktan penerima.

     "Kalau bantuan dari APBD, tidak semua poktan penangkar yang mendapatkan Seed Cleaner," ujar Mugiono.    

   Ditambahkannya, poktan penangkar benih padi yang menerima bantuan memiliki luas areal pertanaman bervariasi, mulai 10 ha hingga 50 ha. Padahal, tidak sedikit poktan penangkar memiliki lahan pertanaman di atas 50 ha. 

    "Kita sengaja membatasi luas lahan pertanaman para poktan penangkar agar bantuan bisa diterima secara merata," urainya.

   Secara terpisah, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, melalui Sekretaris Dinas, Hj Lusyantini, menegaskan, kemandirian benih padi di Sumut menjadi salah satu indikator keberhasilan provinsi ini dalam membina para poktan penangkar. 

    "Tanpa peran aktif para kelompok tani penangkar, kemandirian benih di suatu daerah sulit untuk diwujudkan," tandasnya melalui telepon seluler. Fey


Komentar

Berita Terkini