|

Anggota PFI Medan Ikut Pelatihan Advokasi

Para peserta pelatihan advokasi kerjasama pihak PFI Medan dengan KontraS Sumut di Sekretariat PFI Medan, kawasan Jalan Melinjo Raya Kecamatan Medan Johor, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Medan– Pihak Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan menggandeng Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut dalam upaya membekali anggotanya dalam memahami persoalan terkait advokasi saat bertugas, di Sekretariat PFI Medan, kawasan Jalan Melinjo Raya, Kecamatan Medan Johor, akhir pekan lalu. 

"Para jurnalis harus memiliki pemahaman kuat seputar advokasi untuk meminimalisir potensi menjadi korban tindak kriminalisasi saat bertugas di lapangan," papar Ketua PFI Medan, Rahmad Suryadi.

Bila menjadi korban, lanjutnya, setiap insan jurnalis diharapkan telah memiliki sejumlah langkah untuk mendapatkan keadilan, salah satunya melalui cara advokasi. Kondisi itu mendorong setiap jurnalis harus memahami seluk-beluk advokasi.

Rahmad mencontohkan, pewarta foto kerap berada di garis terdepan untuk mengambil momen terbaik dalam setiap peristiwa. Dalam peristiwa unjukrasa, misalnya, setiap pewarta foto harus sigap mengabadikan momen yang terjadi, termasuk saat situasi memanas. Risikonya, pewarta foto berpotensi mengalami tindak kriminalsiasi dari pihak-pihak tertentu.   

"Ada saja pewarta foto yang menjadi korban tindak kriminalisasi, apakah dari massa atau oknum aparat hukum yang bertugas melakukan pengamanan, sehingga dibutuhkan pemahaman soal advokasi seperti ini," tuturnya lantas berterima-kasih kepada pihak KontraS Sumut yang bersedia berbagi ilmu dengan anggota PFI Medan. 

Ia memuji sikap pihak KontraS Sumut yang selalu fokus pada advokasi kasus-kasus di tengah masyarakat, khususnya terkait pelanggaran oleh oknum aparat penegak hukum. 

Sementara, Koordinator KontraS Sumut, Amin Multazam Lubis, mengapresiasi para peserta pelatihan. Ia menilai, ada semangat dan kemauan yang kuat dari peserta untuk memahami soal advokasi. 

Menurutnya, advokasi membutuhkan konsistensi dan tanggung jawab. Tidak jarang, advokasi menghabiskan waktu yang tidak sebentar, sehingga menguras energi, baik dari sisi korban mau pun advokat yang mendampingi.

“Dalam advokasi, konsistensi ini yang harus tetap ada, sehingga komitmen dalam pendampingan juga terjaga. Satu lagi yang tak kalah penting adalah soal tanggung jawab dalam melakukan advokasi,” sebutnya lantas menegaskan, KontraS siap bermitra dengan PFI Medan dalam memberikan pemahaman terkait advokasi atau pun diskusi terkait hukum lainnya. 

Amin berharap, pelatihan advokasi ini bisa menjadi langkah awal untuk mencetak para jurnalis yang 'melek' hukum.

“Intimidasi dan kasus kekerasan memang  menjadi risiko para jurnalis, sehingga harus punya bekal pemahaman yang kuat untuk mengurangi potensi menjadi korban,” tandasnya. Ril

Komentar

Berita Terkini