|

7,8 Ton Cempedak Sumut ke Malaysia

Seorang petugas Karantina Pertanian memperlihatkan buah cempedak dalam bentuk beku yang akan diekspor CV RBB, beberapa waktu lalu. Foto Ist 

Belawan- Sebanyak 7,8 ton cempedak asal Sumatera Utara senilai Rp147 juta dikirim ke Malaysia, pada awal 2021. 

Sesuai data IQFAST, kata Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Belawan, Andi Yusmanto, buah cempedak asal Sumut sempat membukukan nilai ekspor sebanyak 45,5 ton senilai Rp637 juta ke Malaysia pada tahun 2019. Namun, lanjutnya, pihak BBKP Belawan tidak mencatat adanya ekspor cempedak asal Sumut di tahun 2020.  

"Semoga dengan awal yang baik tahun ini dapat meningkat atau minimal sama," papar Andi melalui keterangan tertulisnya, Kamis (18/03).

Ia menyatakan, buah dengan rasa manis legit dan aroma khas yang memiliki beragam manfaat untuk kesehatan itu sangat digemari pasar domestik dan Malaysia. Dikemukakannya, CV RBB menjadi pengekspor buah cempedak dalam kemasan plastik dalam bentuk beku, setelah melewati serangkaian tindakan karantina sesuai persyaratan negara tujuan. 

Tidak hanya buah cempedak, Andi mengklaim, seluruh komoditas pertanian unggulan ekspor asal Sumut mendapatkan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari, SPS Measure, secara rutin dari BBKP Belawan. 

"Diharapkan, komoditas ekspor itu memiliki tingkat keberterimaan yang tinggi di negara tujuan dan tidak ada yang ditolak," tegasnya.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil, mengapresiasi pengiriman kembali buah cempedak ke Malaysia. Menurutnya, hal itu sejalan dengan tugas strategis yang diberikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal upaya peningkatan produk pertanian. 

"Semangat gerakan tiga kali lipat ekspor atau Gratieks akan terus kami dorong. Harapannya tentu juga akan memberi nilai tambah dan  berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani," ujarnya.

Sebagai informasi, dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan, kinerja ekspor sektor pertanian pada Januari 2021 meningkat sebesar 13,91% dibandingkan periode Januari 2020 (YoY). Fey

Komentar

Berita Terkini