|

Petani Tuntungan Tanam Porang dengan Sistem Wanatani

Kepala Barantan Kementerian Pertanian, Ali Jamil, menjelaskan secara teknis penanaman porang agar bisa menghasilkan panen maksimal di Desa Leci Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Medan- Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil, mengimbau petani di Desa Leci Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara membudidayakan tanaman porang dengan sistem Wanatani (agroforestri). 

“Saya senang dapat mengajak petani untuk menanam porang di hutan kayu mahoni. Semoga bisa memberi manfaat, terlebih porang kini menjadi salah satu komoditas yang laris di pasar ekspor,” ungkap Koordinator Upaya Peningkatan Ekspor Pertanian ini, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (09/02/2021).

Ia mengklaim, penanaman porang dengan sistem Wanatani atau memanfaatkan lahan kosong pada kebun hutan, secara maksimal agar memberikan manfaat kelestarian lingkungan dan produksi kebutuhan pangan, di Desa Leci ini baru pertama kalinya dilakukan di Kota Medan. 

"Kita terus melakukan sinergisitas dengan berbagai pihak, termasuk kelompok tani di Desa Leci dalam upaya mengawal program Gratiek's (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor, red) pertanian seperti instruksi Menteri Pertanian, Bapak Syahrul Yasin Limpo," papar Ali Jamil yang melakukan kunjungan kerja monitoring KostraTani di Sumut. 

Disebutkannya, penanaman dengan sistem wanatani harus menyesuaikan habitat awal komoditas porang yang tumbuh di hutan. Menariknya, tanaman dengan kandungan glukomanan tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar obat dan kosmetika di luar negeri, sehingga porang semakin diminati.

"Ke depan, budidaya pembibitan porang akan dilakukan dengan kultur jaringan sebagai bukti keseriusan pemerintah terhadap budidaya porang," sebutnya. 

Pemilik lahan kebun hutan di Desa Leci, Felix menyambut positif imbauan menanam porang tersebut. Dihadapan Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Dahler Lubis, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto, Kepala Karantina Tanjung Priok, Hasrul dan Tim Desa Gratieks Karantina Pertanian Belawan, ia menuturkan awal kepincut bertanam porang.

"Sebagai tahap awal, saya memanfaatkan areal seluas dua hektar untuk bertanam porang dan nanti akan diperlua lagi. Semoga bisa memberi manfaat nyata bagi warga Desa Leci," ujarnya mengawali pembicaraan.

Felix mengaku tergiur dengan tanaman porang saat mendengar informasi permintaan porang yang semakin tinggi di manca negara. Ia kemudian mencari referensi seputar porang dan potensi pasarnya. Hasilnya, Felix memantapkan diri untuk bertanam porang dengan menggunakan sistem Wanatani.

"Sebelumnya saya hanya eksportir binaan Karantina Pertanian Belawan. Tapi kemudian, saya memutuskan untuk menanam porang dengan sistem Wanatani," tegasnya.

Sementara, Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto menyatakan, data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian Belawan mencatat, kinerja ekspor porang asal Sumut selama tahun 2020 mencapai 1.832 ton dengan nilai Rp15,5 miliar. Pihaknya berharap, inisiasi penanaman porang dengan sistem wanatani dapat menambah produktivitasnya, sekaligus meningkatkan kinerja ekspor, baik jumlah tonase maupun negara tujuan.

"Data porang tahun 2020 menunjukkan bahwa porang dapat menjadi ‘iconic ekspor” baru sekaligus dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi petani, khususnya di Sumatera Utara," tukasnya.

Secara terpisah, Kadis TPH Sumut, Dahler Lubis, memuji upaya Felix membuka areal pertanaman porang dengan sistem Wanatani. 

"Ini termasuk tanaman investasi karena baru bisa dipanen setelah dua tahun ditanam," tukas Dahler.

Pihaknya mengaku siap membantu para petani porang yang membutuhkan bimbingan teknis seputar penanaman porang, dengan melibatkan Komunitas Porang Amfunan Sumut.

"Kita siap membantu para petani Sumatera Utara yang ingin bertanam porang," tandasnya. Fey 

Komentar

Berita Terkini