 |
| Hamparan pertanaman bunga krisan di kawasan Kabupaten Karo, beberapa waktu lalu. Foto Ist |
Menurut Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil, pengiriman bunga krisan tersebut merupakan ekspor perdana yang dilalulintaskan melalui Karantina Pertanian Belawan.
"Kami mengapresiasi para petani dan eksportir bunga krisan asal Karo yang telah mampu menembus pasar ekspor baru. Biasanya Timor Leste yang banyak impor bunga Krisan dari Denpasar dan Kupang," paparnya melalui rilis, Kamis (26/11/2020).
Berdasarkan data otomasi sistem IQFAST Barantan secara nasional, kata Ali Jamil, ekspor bunga krisan pada 2018 mencapai 39.175 potong dan meningkat pada tahun 2019 menjadi 43.569 potong.
Sementara, lanjutnya, hingga November 2020, meski terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya, tapi terbuka pasar baru, yakni ke Jepang.
"Saya yakin ini akan menjadi peluang yang sangat bagus untuk meningkatkan kembali kuantitas ekspor bunga krisan dari Indonesia," sebutnya.
Sementara, Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul mengaku siap mengawal petani dan eksportir bunga krisan di Sumut dalam memenuhi persyaratan kesepakatan sanitary and phytosanitary di perdagangan internasional.
Hal ini sejalan dengan tugas strategis yang diberikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo sebagai upaya peningkatan ekspor melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks) dalam kurun waktu hingga 2024.
 |
| Dua personil Karantina Pertanian Belawan saat meninjau pertanaman bunga krisan di Tanah Karo, beberapa waktu lalu. Foto Ist |
"Ini sesuatu yang mengembirakan, karena pertanian tidak hanya tumbuh secara masif untuk kepentingan ketahanan pangan," ujarnya.
Ia menambahkan, melalui ekspor komoditas pertanian, dapat meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani. Dikemukakannya, terbukanya pasar Jepang bagi bunga krisan asal Karo menjadi prospek baru untuk kemajuan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Dari hobi menanam bunga, dapat menambah ekonomi keluarga," tandasnya. Fey
