|

El Nino Mengancam, AUTP Sumut 2023 Ditargetkan 5.000 Ha

Kegiatan sosialisasi gencar dilakukan pihak Bidang Sarana Prasarana Dinas Ketapang TPH Sumut ke berbagai kabupaten/kota untuk mengajak para petani padi memanfaatkan program AUTP agar tidak merugi saat mengalami gagal panen akibat bencana alam, beberapa waktu lalu. Foto Ist
Medan | Ancaman badai El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus 2023 mendorong pihak Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan seluas 652.778 hektar (ha) lahan pertanian terdaftar dalam program Asuransi Tani Usaha Padi (AUTP) selama 2023. Dari jumlah tersebut, seluas 5.000 ha berada di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

"Target itu baru kita terima secara resmi pada Minggu lalu dan segera kita tindaklanjuti agar target bisa tercapai," ungkap Sub-Koordinator Pembiayaan dan Investasi Bidang Sarana Prasarana Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, Hotmatua Sitompul, di ruang kerjanya, Jalan AH Nasution No 6 Medan, Rabu (03/05/2023) pagi.

Ia mengklaim, kegiatan sosialisasi masih menjadi upaya terbaik dalam menumbuhkan kesadaran para petani di Sumut untuk bersedia mengikuti program AUTP. Selain sosialisasi, pihaknya juga mendapatkan alokasi dana dari APBD Sumut Tahun Anggaran 2023 senilai Rp72 juta, yang nantinya digunakan untuk mendaftarkan 2.000 ha lahan pertanian agar menjadi peserta program AUTP. 

"Bila sudah terdaftar dalam program AUTP, petani padi akan aman untuk melangsungkan proses pertanamannya, karena sudah ditanggung asuransi bila mengalami gagal panen akibat bencana alam seperti banjir, kekeringan dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman senilai Rp6 juta per hektar," tegas pria yang karib disapa 'Adek Tom' ini.

Dikemukakannya, alokasi seluas 2.000 ha itu akan dibagikan ke sejumlah kabupaten sentra pertanaman padi di Sumut yang selama ini rawan bencana alam, seperti Asahan, Batu Bara dan lainnya. 

"Kita masih terus melakukan pendataan calon petani yang akan menerima bantuan untuk mengikuti program AUTP," ujarnya.

Adek Tom mengakui, minat para petani Sumut untuk memanfaatkan program AUTP yang bekerjasama dengan pihak PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) itu, masih tergolong minim. Pada 2022, misalnya, dari 27 kabupaten/kota yang memiliki pertanaman padi, hanya 17 daerah yang bersedia ditargetkan menjadi peserta dengan total areal seluas 7.000 ha dan jumlah petani sebanyak 1.716 orang. Daerah dimaksud seperti, Asahan dengan target 400 ha, Batu Bara (400 ha), Labuhanbatu Utara (450 ha), Labuhanbatu (400 ha), Mandailing Natal (400 ha), Simalungun (750 ha), Tapanuli Tengah (1.000 ha), Tapanuli Selatan (300 ha), Pakpak Bharat (100 ha), Toba (1.000 ha), Dairi (250 ha), Tapanuli Utara (300 ha), Humbanghasundutan (250 ha), Padanglawas (250 ha), Padanglawas Utara (250 ha), Samosir (100 ha) dan Kota Binjai (400 ha). 

"Dari target seluas 7.000 hektar itu, areal pertanian yang terdaftar hanya sekitar 917,75 hektar," tukasnya.

Padahal, Adek Tom menyatakan, persyaratan untuk mengikuti program AUTP tidak sulit. Selain hanya membayar premi senilai Rp36 ribu per ha per musim tanam, calon peserta terdaftar sebagai anggota kelompok tani, memiliki E-KTP, dan memiliki lahan maksimal 2 ha. Nantinya, saat mengisi formulir kepesertaan program AUTP, petani juga akan didampingi PPL (Penyuluh Pertanian Lapang, red) dan pihak Dinas Pertanian di kecamatan.

"Premi senilai Rp36 ribu per hektar per musim tanam itu juga sudah disubsidi pemerintah dari total premi senilai Rp180 ribu per hektar per musim tanam," paparnya lantas menambahkan, waktu pendaftaran dilakukan sebelum tanam dan maksimal umur tanaman 30 hari setelah tanam.

Sub-Koordinator Pembiayaan dan Investasi Bidang Sarana Prasarana Dinas Ketapang TPH Sumut, Hotmatua Sitompul, bersama sejumlah staf saat melakukan sosialisasi AUTP di Kabupaten Simalungun pada Oktober 2022 silam. Foto Ist 
Secara terpisah, Kepala Dinas Ketapang TPH Sumut, H Rajali, mengimbau para petani, utamanya yang berada di kabupaten rawan bencana alam, untuk mendaftarkan diri mengikuti program AUTP, agar terhindar dari kerugian saat mengalami gagal panen.

“Mari kita manfaatkan program AUTP yang sengaja dirancang pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian, untuk membantu petani padi Indonesia agar tidak merugi banyak saat mengalami gagal panen,” sebut Rajali melalui telepon selulernya. 

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, menjelaskan, realisasi AUTP secara nasional, cenderung meningkat setiap tahun. 

"Tahun 2018, target 1 juta hektar terealisasi 806.199 hektar atau sebesar 80,6 persen. Begitu juga tahun 2019, dengan target 1 juta hektar, realisasi yang tercapai 971.218,76 hektar atau 97 persen dari target, serta tahun 2020, realisasi yang tercapai 1.000.001 hektar atau 100 persen dari target," urainya melalui telepon seluler.

Menurut Ali Jamil, realisasi AUTP sempat mengalami penurunan selama tahun 2021-2022 akibat pandemi Covid-19.

"Tahun 2021, realisasi yang tercapai 400.000 hektar dan tahun 2022 berkisar 353.258 hektar," tandasnya. Fey




Komentar

Berita Terkini