Lubukpakam- Gubsu Edy Rahmayadi berencana menambah luas lahan pertanian hingga tiga juta hektar (ha). Caranya, dengan memanfaatkan lahan hutan, sebagai areal pertanian yang baru.
"Ini yang sedang dikomunikasikan dengan pihak Kehutanan (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, red), untuk menggunakan lahan hutan, bukan hutan lindung, sebagai areal pertanian baru," paparnya usai melakukan panen benih padi label Ungu di Benih Induk Padi Murni, kawasan Jalan Medan-Lubukpakam Km 24, Jumat (13/08/2021) pagi.
Ia mengingatkan pentingnya kerja sama dengan pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam upaya memperluas areal persawahan dan lahan pertanian. Pasalnya, alih fungsi lahan pertanian kian bertambah setiap tahun. Menurutnya, penambahan populasi penduduk berdampak pada penyusutan lahan pertanian akibat pembangunan perumahan dan kepentingan umum lainnya.
“Semua rencana itu harus seizin DPRD Sumut," tukasnya sembari melirik Ketua Komisi B DPRD Sumut, H Dhody Thahir yang ikut dalam kegiatan panen tersebut.
Pada kesempatan itu, Gubsu Edy juga berharap Sumut mampu menjadi provinsi mandiri benih, baik padi, jagung, bawang merah, cabai merah, kopi dan lainnya. Apalagi, wilayah ini sangat potensial dalam pengembangan sektor pertanian.
"Saya harus menandatangani belanja benih pertanian yang mencapai Rp125 miliar. Kalau sudah mampu memenuhi kebutuhan benih sendiri, kita tidak perlu lagi mengeluarkan uang sebanyak itu untuk beli benih," tutur Gubsu Edy.
Salah satu upaya yang akan dilakukan pihaknya dalam memenuhi ketersediaan benih, khususnya padi, melalui pembenahan sarana dan prasarana pendukung di Unit Pelaksana Teknis Benih Induk Padi Murni.
Dijelaskannya, selama ini, UPT Benih Induk Padi Murni hanya melakukan pertanaman dua kali dalam setahun. Ke depan, diupayakan tiga kali dalam setahun.
“Di lokasi ini ada irigasi dan aliran sungai. Kita akan carikan solusinya, bagaimana kebutuhan air untuk pertanaman padi tiga kali setahun dapat terpenuhi,” sebut Gubsu Edy.
Gubsu Edy Rahmayadi berdialog dengan puluhan buruh panen padi di areal lantai penjemuran padi milik UPT Benih Induk Murni Dinas TPH Sumut, Jumat (13/08/2021) pagi. Foto Fey |
Sebelumnya, Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Ir Bahruddin Siregar, mengemukakan, lahan persawahan UPT Benih Induk Padi Murni membutuhkan irigasi yang lebih baik.
“Seperti kata Pak Gubernur tadi, kita akan coba meningkatkan kuantitas dan kualitas irigasinya, mungkin akan dialirkan dari Sungai Batu Gingging. Bila kita bisa meningkatkannya, produksi benih kita akan semakin besar, mungkin bisa panen hingga tiga kali, kalau sekarang kita masih dua kali dalam setahun,” urainya.
Bahruddin menambahkan, selama ini areal persawahan seluas 19 ha yang dikelola UPT Benih Induk Padi Murni masih menghasilkan 3,5 ton benih padi per ha per musim tanam. Namun, dari hasil ubinan yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu, diperoleh hasil hingga mencapai 8,6 kg untuk varietas Inpari 32 dan varietas Situbagendit sebanyak 6,6 kg.
"Artinya, ada peningkatan produksi yang cukup menjanjikan berkisar lima ton benih padi per hektar, dari sebelumnya berkisar 3,5 ton per hektar," sebutnya.
Secara terpisah, Kepala UPT Benih Induk Padi Murni, Dr Bahrum Jamil, menyatakan, varietas padi unggul yang ditanam terdiri atas, Ciherang, Inpari 32 dan Situbagendit.
"Hasil panen padi ini tidak semuanya layak dijadikan benih. Ada kehilangan sekitar 30 persen," tukasnya.
Sementara, Ketua Komisi B DPRD Sumut, Dhody Thahir menyambut positif upaya Pemprov Sumut mengembangkan benih dan memperluas area persawahan.
“Tentu kita dukung asal sesuai dengan peraturan yang ada. Ini akan menguntungkan petani kita dan bila bisa memenuhi kebutuhan benih sendiri akan lebih menghemat belanja daerah,” tandasnya. Fey