|

Toleransi bukan Sekadar Jargon

Diskusi bertajuk 'Masihkah Siantar Kota Toleransi yang digelar pihak Mata Publik di Aula Pasca Sarjana USi, Sabtu (06/03/2021). Foto Elisbet


Siantar- Terdepaknya Pematangsiantar dari 10 Kota Paling Toleran di Indonesia versi Setara Institut, menuai keresahan dari berbagai elemen masyarakat. Bahkan, pihak Mata Publik menggelar diskusi bertajuk 'Masihkah Siantar Kota Toleransi?', di Aula Pasca Sarjana Universitas Simalungun (USi), Sabtu (06/03/2021).

"Bagaimana toleransi dirasakan secara substansial, jadi bukan sekadar jargon," papar Anggota DPRD Sumut, Gusmiyadi yang menjadi nara sumber dalam diskusi tersebut.

Sementara, Anugrah Nasution, mahasiswa USi yang ditugaskan sebagai moderator, di awal diskusi menjelaskan, tema ini sengaja dipilih karena hasil riset pihak Setara Institut menimbulkan keresahan bersama, bagaimana merawat toleransi di tengah kebhinnekaan. Ditambahkannya, sejumlah nara sumber dihadirkan pada kegiatan diskusi tersebut, diantaranya Ketua MUI Siantar, M Ali Lubis, Sekjen HKI, Pdt Batara Sihombing, Tokoh Agama Hindu, Mithun Krishna dan Wakil Ketua Perwakilan Umat Budha Indonesia, Candra. Dari kalangan akademisi, hadir Rektor USi, Dr Corry Purba, dan E Rizal Ginting selaku Sejarawan, serta Gusmiyadi (anggota DPRD Sumut).

Berdasarkan pengamatan, diskusi yang tidak dihadiri pihak Pemko Siantar tersebut berlangsung 'hangat'. Apalagi beberapa narasumber menilai, toleransi di Kota Siantar masih terjaga dengan baik, sehingga dipertanyakan parameter yang digunakan pihak Setara Institut dalam menentukan kriteria kota paling toleran. Elis


Komentar

Berita Terkini