|

Ayo ke Global Star Therapy

Seorang tenaga terapis Golden Star Therapy sedang mengajar di ruang kelas, beberapa waktu lalu. Foto Ist

Medan- Berlokasi di kawasan Jalan Glugur Medan, Golden Star Therapy (GST) memberikan pelayanan terpadu untuk membantu anak berkebutuhan khusus agar bisa mengoptimalkan potensi dirinya. Didirikan oleh tiga profesional dan berpengalaman di bidang terapis pada 10 Juli 2017, keberadaannya membawa 'angin segar' bagi para orang tua yang memiliki masalah tumbuh-kembang anaknya.  

Berdasarkan pengamatan, pusat rehabilitasi dan terapi ini melayani anak berkebutuhan khusus seperti autis, down syndrome, terlambat bicara dan terlambat jalan, susah belajar, disleksia serta cereblar palsy. 

Tak hanya itu, tersedia pula layanan untuk kasus-kasus fisioterapi, pelayanan hipnoterapi, pelatihan dan seminar maupun workshop, desain ruangan dan media terapi serta pijat bayi.

“Salah satu visi kita, yakni, mengedukasi orang tua dan masyarakat biar lebih peduli, lebih mengerti dan cermat dengan kasus-kasus anak-anak berkebutuhan khusus,” papar Pimpinan GST, Ade Daulay, di ruang kerjanya, pekan lalu.

Ia mengklaim, pihak GST menerapkan sistem 'satu anak dilayani satu tenaga terapis trampil'. Tujuannya agar hasilnya bisa maksimal karena masing-masing anak berbeda kebutuhannya. Seperti dalam menangani penderita autis, Ade menyatakan, terapi yang diberikan tidak sama. Hal ini mengingat, autis memiliki beragam jenis dan tingkatan. 

"Kita mengajarkan para penderita autis dan lainnya, sesuai kebutuhannya," tukas Ade lantas menambahkan, para pasien berasal dari Kota Medan, Binjai, Stabat, Batubara, Berastagi hingga Rantauprapat.

Hingga kini, mayoritas yang ditangani GST adalah para penderita autis. Namun, di masa pandemi Covid-19, pihaknya membatasi pelayanan maksimal 30 orang dari sebelumnya mencapai 60 orang dari beragam usia, yakni mulai 8 bulan hingga 28 tahun. Ditambahkannya, pihak GST juga menyediakan layanan pijat bayi.

"Salah satu contohnya, bayi yang kepalanya agak miring atau tortikolis, diterapi agar kepalanya tidak miring lagi,” sebut Ade.

Metode pengajaran 'satu terapis, satu penderita' diharapkan mampu mengoptimalkan potensi diri anak berkebutuhan khusus di GST. Foto Ist 

Mengenai durasi waktu terapi, pihaknya melihat dari kebutuhan penderita dan kemauan orang tua masing-masing.  

"Bisa satu hingga dua jam, tetapi ada juga  yang tiga sampai 4 jam sehari," tuturnya. 

Pada kesempatan itu, Ade terkesan enggan merinci tarif untuk mendapatkan layanan terapi. Ia hanya menyatakan, pihak GST menyediakan layanan per jam atau per paket untuk satu atau dua jam setiap hari selama sebulan. 

"Tarif tertinggi Rp 4.400.000 untuk durasi waktu empat jam per hari selama satu bulan, dan terendah berkisar Rp850.000 per bulan untuk tiga kali seminggu," urainya.

Kendati demikian, pihak GST juga menerapkan subsidi silang untuk keluarga yang memiliki ekonomi pas-pasan. 

"Kita sangat berharap ada donatur, sehingga keluarga yang memiliki ekonomi pas-pasan bisa mendapatkan layanan secara gratis," ujarnya.

Pimpinan Global Star Therapy, Ade Daulay saat memberikan keterangan seputar pelayanan di pusat rehabilitasi dan terapi ini. Foto Isvan

Dalam upaya mengedukasi masyarakat lebih peduli, pihaknya juga menyelenggarakan seminar tentang anak berkebutuhan khusus agar orang tua tidak menganggap sepele. 

"Semakin cepat diketahui anggota keluarga yang memiliki kebutuhan khusus, maka akan semakin mudah untuk ditangani," tegasnya.

Ke depan, GST yang bernaung dalam wadah hukum berbentuk Yayasan ini berencana untuk mendirikan sekolah khusus anak berkebutuhan khusus dari tingkat dasar hingga menengah. 

"Kita harus peduli dengan anak berkebutuhan khusus dan membantunya untuk bisa mengoptimalkan potensi dirinya," tandas Ade. Isvan  

Kolam renang menjadi salah satu metode pengajaran yang diterapkan para terapis di Global Star Therapy. Foto Ist 



Komentar

Berita Terkini