 |
| Rektor USU, Prof Runtung Sitepu mengikuti Rapid Test gratis di halaman parkir RS USU, Selasa (09/06/2020). Foto Ist |
"Kita menyiapkan 10 ribu unit kit yang seluruhnya merupakan bantuan dari pihak ketiga yang diterima secara bertahap," papar RektorUSU, Prof Runtung Sitepu usai mengikuti Rapid Test, Selasa (09/06/2020).
Dari hasil rapid test ini, pihaknya akan memberikan swab test gratis kepada masyarakat yang dinyatakan reaktif.
“Kalau secara terpisah, kita belum bisa melakukan swab test massal secara gratis karena keterbatasan regensia yang kita punya,” ujar Runtung yang saat itu didampingi Direktur Utama (Dirut) RS USU, Dr dr Syah Misya Warli dan juga Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) USU, Panusunan Pasaribu.
Sementara, Dirut RS USU, Syah Misya Warli, menargetkan menerima 100 warga setiap hari yang ingin melakukan rapid test.
“Jika ketersediaan kit untuk rapid test yang kita miliki masih cukup, maka kita akan turun ke Puskesmas untuk lakukan rapid test,” sebutnya.
Ia menambahkan, posisi RS USU yang menjadi labotarium penguji sampel swab memungkinkan pihaknya memiliki data daerah dengan tingkat pertambahan kasusnya cukup tinggi.
“Kami sudah minta ijin kepada Pak Wali agar diijinkan bekerja sama dengan Puskesmas,” tukasnya.
Syah Misya memastikan, hasil swab mau pun rapid test tidak akan diberikan secara tertulis karena mereka tidak memiliki wewenang. Dikemukakannya, semua sampel yang diuji itu seluruhnya diterima dari dinas provinsi, ditambah pasien di RS USU.
“Saya harus mempertanggungjawabkan setiap regensia itu kepada siapa diberikan. Karena jumlahnya terbatas, kita tidak mengeluarkan hasil pemeriksaan, tidak melakukan pemeriksaan untuk orang-orang yang bebergian jauh,” tegasnya.
Berdasarkan pengamatann, proses rapid test dilakukan dua cara, yakni drive thru bagi masyarakat yang datang dengan mengendarai mobil dan secara walk in. Hasilnya nanti akan dikirim melalui pesan singkat bagi yang reaktif. Fey
