|

Produk Olahan Kelapa Indonesia Diminati

Sejumlah pekerja memisahkan daging buah dari tempurung kelapa untuk memenuhi pasar ekspor ke manca negara. Foto Ist
Jakarta- Ternyata, produk olahan kelapa asal Indonesia diminati sejumlah negara di Benua Asia, Eropa, Australia, Afrika, Amerika Utara dan Amerika Selatan.

Menurut Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil, hampir seluruh bagian kelapa telah diekspor, mulai daging, air, tempurung, sabut dan batangnya. Berdasarkan catatan pihak Barantan Kementan, lanjutnya, setidaknya 13 ragam komoditas turunan kelapa telah menembus pasar ekspor mancanegara. 

“Tidak hanya produktifitasnya yang tinggi, kualitas serta terpenuhinya persyaratan teknis negara tujuan yang menjadikan produk ini laris di banyak negara,” papar Ali Jamil melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (04/06/2020).

Ia mengklaim, eksportasi produk pertanian dalam bentuk jadi atau minimal setengah jadi, sesuai dengan arahan Mentan, Syahrul Yasin Limpo yang menginginkan dilakukannya hilirisasi terhadap produk ekspor. Dalam hal ini, kata Ali Jamil, industri olahan kelapa telah menunjukkan keberhasilannya.

Dijelaskannya, dari sistem IQFAST, fasilitasi sertifikasi ekspor produk olahan kelapa tercatat pada periode Januari-Mei 2020 telah mencapai 463,5 ribu ton ke puluhan negara yang tersebar di enam benua. Selain Indonesia, empat negara lain penghasil olahan kelapa di dunia adalah Filipina, India, Brazil dan Srilangka.

Saat ini, dari catatan Barantan sepanjang tahun 2020, India telah mengimpor olahan kelapa dari Indonesia sebanyak 59,3 ribu ton, Brazil mencapai 1,2 ribu ton, Srilangka impor 169,6 ribu ton dan Filipina sebanyak 65,5 ribu ton.

Kepala Barantan Kementan, Ali Jamil. Foto Ist
“Artinya, kelapa kita saat ini menduduki posisi nomor satu di dunia,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Karantina Pertanian Batam, Joni Anwar, menyebutkan, permintaan sertifikasi ekspor kelapa (Cocos nucifera) di wilayahnya meningkat saat masa pandemi Covid-19.

“Tercatat sebesar 50 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun lalu,” sebutnya saat menyerahkan sertifikat kesehatan tumbuhan kepada eksportir PT HGBI untuk 19 ton senilai Rp255 juta ke Malaysia.

Joni memaparkan, pada caturwulan pertama tahun 2020, tercatat ekspor daging kelapa putih sebanyak 74 kali dengan total 1.500 ton senilai Rp18 miliar. Sementara, pada periode yang sama di tahun lalu hanya berkisar 750 ton. Tidak hanya itu, harga jual di tahun 2020 juga menunjukkan peningkatan sebesar 63,3% yakni Rp12.600 per kilogram (kg) dari tahun sebelumnya berkisar Rp7.700 per kg.

"Ini menjadi angin segar bagi pelaku industri kelapa, termasuk petaninya,” tukas Joni. Rel
Komentar

Berita Terkini