|

Program Sikomandan Capai 1.579.158 Ekor

Program Sikomandan yang diluncurkan Mentan Syahrul Yasin Limpo pada awal 2020, telah memperlihatkan hasil menggembirakan. Foto Fey
Jakarta- Program Sikomandan (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri, red) yang diluncurkan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo pada awal tahun 2020, memperlihatkan hasil menggembirakan. Hingga 17 Mei 2020, total akseptor sebanyak 1.579.158 ekor (63,29%) dari target tahun 2020 sebanyak 2.495.007 ekor.

"Salah satu fokus program untuk meningkatkan populasi dan produksi sapi dan kerbau secara berkelanjutan ini adalah pada pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) massal," ungkap Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam siaran tertulis di Jakarta, yang dilansir limakoma.com, Jumat (22/05/2020).

Ia menyatakan, upaya peningkatan populasi sapi dan kerbau lokal melalui Sikomandan merupakan salah satu bagian komitmen pemerintah untuk mengurangi dominasi impor daging sapi dan kerbau di Indonesia.

“Salah satu upaya menggenjot dan meningkatkan populasi sapi lokal adalah melalui optimalisasi program inseminasi buatan secara massal yang telah dilakukan dari tahun 2017 hingga kini,” sebut Mentan.

Pihaknya berharap, dalam beberapa tahun ke depan produksi ternak sapi dan kerbau dalam negeri terus mengalami peningkatan, sejalan dengan keberhasilan Sikomandan. Mentan mengklaim, Program Sikomandan banyak membantu aktivitas para inseminator dan petugas pemeriksa kebuntingan di lapangan yang jumlahnya mencapai 13.575 orang.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, mengapresiasi dinas-dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan. Begitu juga para petugas lapangan (inseminator dan pemeriksa kebuntingan) yang terus bekerja memberikan pelayanan kepada peternak agar produksi ternaknya bertambah dan tetap sehat serta menekan angka kematian, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Kami mengapresiasi kerja keras para petugas inseminasi buatan (inseminator), pemeriksa kebuntingan (PKb), asisten teknis reproduksi (ATR) dan petugas lapang lain yang tetap bekerja dimasa pandemik ini. Saya harapkan mereka ekstra waspada dan hati-hati,” sebutnya.

Ketut mengakui, pada kondisi pandemi saat ini memang tidak mudah bagi semua orang, tapi jajarannya terus berkoordinasi agar kendala di lapangan dapat terselesaikan, termasuk masalah ketersediaan dan distribusi semen beku, N2 cair dan kontainer untuk para petugas IB di lapangan. Selain jumlah akseptor, lanjutnya, jumlah total kebuntingan selama tahun 2020 juga mengalami peningkatan. Tercatat jumlah sapi yang bunting sampai tanggal 17 Mei 2020, sebanyak 884.661 ekor atau mencapai 50.35% dari target 1.757.130 ekor.

“Ini bukti kerja keras para petugas IB dan petugas kesehatan hewan di lapangan,” tukasnya.

Ia memaparkan, jumlah kelahiran kumulatif sapi dan kerbau sampai dengan tanggal 17 Mei 2020. Tercatat ada kelahiran sebanyak 834.213 ekor atau 33,82% dari target 2.466.522 ekor. Pihaknya optimistis, jumlah ini akan terus meningkat sejalan dengan pelaksanaan program. Guna memastikan hal tersebut, koordinasi antara pusat, daerah dan peternak terus dilakukan jajarannya via daring.

“Dengan semakin meningkatnya keberhasilan IB dan jumlah kebuntingan, maka diharapkan pada akhir tahun 2020, target jumlah kelahiran sapi dan kerbau dapat terpenuhi,” tandasnya. Fey
Komentar

Berita Terkini