|

Hasil Swab Test Lambat, Anak Sehat tetap Diisolasi

Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar. Foto Ist
Medan- Gara-gara hasil Swab Test lambat dikeluarkan, seorang anak berusia 12 tahun asal Medan berinisial T yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), terpaksa harus tetap menjalani isolasi, meski dalam kondisi sehat. Tak pelak, hal itu menyulut keprihatinan dari pihak Ombudsman RI perwakilan Sumatera Utara (Sumut).

"Bayangkan bagaimana seorang anak menghadapi kenyataan diisolasi seorang diri, tanpa kejelasan. Alat PCR untuk pemeriksaan Swab sudah ada, begitu juga Reagensia," sesal Kepala Ombudsman RI perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, di Medan, Selasa (26/05/2020).

Ia menegaskan, pihak manajemen Rumah Sakit (RS) tidak lagi bisa berdalih ketiadaan alat medis sehingga hasil pemeriksaan pasien menjadi lama, seperti sebelumnya, Hal ini mengingat, dua RS, yakni USU dan Pirngadi Medan telah memiliki alat PCR dan Reagensia yang bisa memastikan seseorang positif atau negatif Corona virus disease (Covid)-19.

"Tidak ada alasan hasil test swab lama keluarnya," ujarnya.

Abyadi mengaku prihatin dengan nasib yang menimpa anak berinisial T tersebut. Laporan yang masuk ke pihaknya menyebutkan, T telah diisolasi di RS Pirngadi Medan sejak tanggal 4 Mei 2020 dengan status PDP. Dua hari kemudian, lanjutnya, sang anak menjalani Swab Test pertama dan disusul Swab Test kedua sekira tanggal 8 Mei 2020.

"Tanggal 13 atau 15 Mei 2020, hasil swab test pertama keluar dan T dinyatakan negatif," tukasnya.

Namun, kata Abyadi, untuk bisa keluar dari ruang isolasi, seorang PDP harus memperlihatkan hasil negatif dalam dua kali swab test. Ironisnya, hingga kini hasil swab test kedua milik T tak kunjung keluar, sehingga terpaksa tetap menjalani isolasi. Padahal, tim medis telah memeriksakan paru-parunya dan dinyatakan dalam kondisi baik.

"Ini seorang anak. Bayangkan bagaimana dia menghadapinya, diisolasi seorang diri, tanpa kejelasan. Kasihan kan?," kecam Abyadi.

Diakui, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dirut RS Pirngadi Medan, dr Suryadi Panjaitan terkait nasib anak tersebut. Ironisnya, pihak manajemen RS Pirngadi Medan mengaku belum menerima hasil swab test kedua.

"Alur pemeriksaan Swab adalah, pihak Dinkes datang ke RS Pirngadi ambil spesimen pasien. Lalu dibawa ke Laboratorium RS USU. Hasilnya, RS USU menyerahkan ke Dinkes, baru diserahkan ke pihak RS Pirngadi," tutur Abyadi.

Sebelum berkoordinasi dengan RSUD dr Pirngadi, pihaknya juga sudah mempertanyakan kepada pihak laboratorium RS USU Medan terkait hasil swab anak tersebut. Pihak laboratorium RS USU menyatakan, telah meminta bantuan agar pihak RS Pirngadi Medan berkoordinasi dengan Dinkes Sumut terkait hasil swab test anak itu.

"Jadi, tadi kami sudah menyampaikan agar pihak RS Pirngadi segera berkoordinasi dengan Dinkes Sumut. Bisa langsung ke dokter Aries. Permintaan itu saya sampaikan langsung kepada Dirut RS Pirngadi melalui telepon," ungkapnya.

Abyadi menilai, hasil swab test yang lambat dikeluarkan tersebut karena kurang baiknya sistem koordinasi di Gugus Tugas Penanganan Pencegahan (GTPP) Covid-19 Sumut.

Pihaknya berharap, GTPP Covid-19 Sumut segera memperbaiki sistem kerjanya. "Segera maksimalkan operasionalisasi alat PCR yang ada di RS USU. Dengan begitu, Sumut akan bisa segera mengatasi pandemi covid ini," tandasnya. Fey

Komentar

Berita Terkini