|

Taput Pilot Project Kacang Macadamia

Teks Foto: Gubsu Edy Rahmayadi berbincang dengan Kepala Pusat Penelitian Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Dwi Sudarto, dan para pimpinan OPD Pemprovsu tentang Pemanfaatan Hutan Sumut, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Rabu (10/7/2019). Foto Ist
Medan- Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menjadi pilot project pertanaman kacang Macadamia Integrifolia di Sumatera Utara (Sumut). 

"Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Inhutani IV dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengembangkan kacang macadamia itu," ungkap Gubsu Edy Rahmayadi dalam diskusi bersama Kepala Pusat Penelitian Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Dwi Sudarto, dan para pimpinan OPD Pemprov Sumut tentang Pemanfaatan Hutan Sumut, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Rabu (10/7/2019).

Kendati demikian, lanjutnya, sejumlah sentra pertanian di Provsu juga telah membudidayakan tanaman hutan tersebut sekaligus dalam upaya penghijauan lahan. "Selama ini, Macadamia Integrifolia banyak tumbuh di lahan kritis dan hutan kawasan Danau Toba secara liar dan belum dibudidayakan," ujarnya.

Padahal, kata Gubsu, harga jualnya relatif mahal. “Kalau Anda terbang ke luar negeri naik pesawat kelas bisnis biasanya di tawari kacang ini. Bayangnya, harganya bisa Rp200.000-Rp 300.000 per kilogram dan ini tumbuh dengan baik di sekitaran Danau Toba. Tidak banyak tempat yang bisa ditumbuhi kacang ini dengan baik,” tuturnya.

Ia meyakini, komoditas itu akan meningkatkan pendapatan masyarakat, jika dibudidayakan dengan serius, sehingga tidak hanya menjadi wacana. “Kita harus bisa memaksimalkan potensi desa, mustahil kita bisa menata kota kalau desa tidak kita bangun. Tolong ini ditindaklanjuti, bukan hanya menjadi ajang seremonial saja,” sebutnya. ril


Komentar

Berita Terkini