|

32 Eksportir Kawal Pasar Benih Indonesia

Teks Foto: Kepala Barantan Kementerian Pertanian, Ali Jamil saat menghadiri acara pemberangkatan ekspor di Balai Karantina Pertanian Kualanamu, Jumat (5/7/209). Foto Fey
Medan- Pihak Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP), menggelar pelatihan khusus bagi 32 eksportir benih komoditas pertanian asal Jabodetabek, Jabar, Jateng dan Jatim, Jumat (5/7/2019).

“Ada 58 negara tujuan ekspor (importir) benih komoditas pertanian kita. Ini harus kita jaga, bahkan kita tingkatkan ke depan agar tidak ada hambatan teknis persyaratan SPS (Sanitary dan Phytosanitary), kita dari Badan Karantina Pertanian siap mengawal,” papar Kepala Barantan Kementan, Ali Jamil, berkunjung ke Medan, Jumat (5/7/2019).

Ia mengemukakan, meningkatkan volume ekspor, menjadi satu dari lima kebijakan strategis Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggenjot ekspor komoditas pertanian.

“Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan aseptabilitas pasar ekspor benih komoditas pertanian kita di pasar dunia. Kesehatan benih merupakan salah satu syarat penting yang harus dipenuhi,” tuturnya.

Ali Jamil menambahkan, benih-benih yang diproduksi, selain memiliki mutu fisik baik, kemurnian spesies tinggi, daya berkecambah dan vigoritas tinggi, ukuran seragam, juga harus sehat yaitu bebas dari biji gulma dan penyakit seedborne.

“Justifikasi benih itu harus sehat, maka diperlukan pemahaman serta pengujian mutu kesehatan benih secara laboratorium. Benih dikatakan sehat jika benih tersebut bebas dari patogen (bakteri, cendawan, virus maupun nematoda),” sebut Ali Jamil.

Dijelaskannya, semua golongan patogen dapat terbawa oleh benih. "Bisa terinfeksi ataupun terkontaminasi pada permukaan kulit benih. Kebanyakan patogen yang terbawa oleh benih menjadi aktif segera setelah benih disebar atau disemaikan," urainya.

Sebagai akibatnya, kata Ali Jamil, benih menjadi busuk atau “damping off” sebelum atau sesudah benih berkecambah. Sejak 2018, lanjutnya, BBUSKP telah aktif dalam kegiatan uji profisiensi kesehatan benih secara internasional dan terdaftar sebagai anggota asosiasi pengujian benih internasional (International Seed Test Association, ISTA).

“Kita di Badan Karantina memiliki kompetensi yang telah diakui dunia, ini harus dibagi kepada pelaku usaha agar ekspor maupun penerimaan benih komoditas pertanian kita di pasar global bisa meningkat,” tuturnya lantas menyatakan inovasi dan terobosan di segala bidang perkarantinaan terus dilakukan dalam upaya mewujudkan visi besar Kementan demi menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045.

Secara terpisah, Kepala BBUSKP, Sriyanto memaparkan, data dari sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST, ke-58 negara tujuan ekspor benih asal Indonesia diantaranya Australia, Azerbaijan, Brazil, Bulgaria, Kanada, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Irak, Italia. Selain itu, Jepang, Korea Selatan, Myanmar, Nepal, Pakistan, Paraguay, Filipina, Polandia, Rusia, Singapore, Slovakia, Afrika Selatan, Taiwan, Thailand, Ukraina, Inggris, Amerika Serikat dan Vietnam.

Sementara jenis benih/bibit yang diekspor oleh Indonesia selama tahun 2019 diantaranya agave, kakao, kaktus, manggis, buah naga, sansieviera, tanaman aquarium, ornamental plants, bayam, buncis, cabai, kacang panjang, euphorbia, kelapa sawit, ketimun, labu, melon, dan paria.

"Total volume ekspor benih tahun 2019 sebesar 22.868,6 ton dalam bentuk kemasan box, batang dan lainnya dengan konversi nilai ekonomi sekitar Rp109,2 miliar," ungkapnya.

Pada kesempatan itu, pihak BBUSKP juga meluncurkan aplikasi sistem informasi laboratorium Karantina SILAQU (Sistem Informasi Laboratorium Quarantine) yang didalamnya memuat fitur layanan pengujian standar QLAB (Quarantine Laboratory). Tak hanya itu, diterapkan pula layanan metode standar QLIS (Quarantine Laboratory Integrated System), layanan kontrol positif standar pengujian laboratorium QPOL (Quarantine Positive Control Laboratory).

Menurut Sriyanto, aplikasi ini akan dimanfaatkan semua stakeholder untuk menjamin pelaksanaan hasil pengujian yang memuaskan dengan prioritas tepat dan teliti demi  mendukung akselarasi ekspor.***

Komentar

Berita Terkini