Gubsu Canangkan Gerakan Percepatan Olah Tanah
Disaksikan Gubsu Edy yang saat itu didampingi istri, Hj Nawal Lubis, Sekretaris Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Ir Bambang Pamuji MSi, Wakil Bupati Deliserdang, HM Yusuf Siregar, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provsu, Ir Dahler Lubis MMA dan sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di jajaran Pemprovsu dan Pemkab Deliserdang, pengoperasian empat unit Transplanter (mesin tanam sistem pindah, red) menjadi pertanda pencanangan GPOT dimulai.
"Dengan menggunakan Transplanter, waktu untuk menanam benih padi semakin singkat dibanding secara manual, sehingga pertanaman bisa seragam," papar Gubsu Edy saat menyaksikan sejumlah operator menjalankan mesin Transplanter di lahan persawahan berlumpur yang berada dihadapannya.
Ia mengemukakan, pemanfaatan teknologi pertanian, salah satunya mesin Transplanter, teramat dibutuhkan dalam melakukan usahatani. Hal ini mengingat, kegiatan penanaman secara manual membutuhkan tenaga kerja yang banyak, sekaligus menelan biaya tidak sedikit.
"Sepanjang jalan menuju lokasi ini, saya tadi melihat hamparan padi dan cabai merah. Berdayakan tanah subur di Sumatera Utara ini untuk kesejahteraan rakyat. Petani yang menghidupkan rakyat Indonesia," sebut Gubsu Edy.
Sebelumnya, Kepala Dinas TPH Provsu, Ir Dahler Lubis MMA menjelaskan, proses penanaman merupakan salah satu kegiatan yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan biaya dalam sistem usahatani padi. Padahal, untuk mendapatkan keseragaman tanam padi, diperlukan kecepatan waktu tanam.
"Penggunaan teknologi pertanian ini bisa meminimalisir biaya pengeluaran para petani padi," ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Dinas TPH Provsu, Ir Jonni Akim Purba, menyatakan, Transplanter merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam. Kendati demikian, lanjutnya, "mesin pintar" ini hanya bisa dioperasikan pada lahan rata atau datar, beririgasi teknis dan persemaian dengan sistem petak kecil.
"Intinya, keberadaan transplanter sangat membantu petani dalam melakukan pertanaman padi," tukasnya.
"Pada tahun 2019, penangkar padi di Deliserdang juga mendapatkan bantuan benih sumber untuk areal seluas 255 hektar," urainya.
Pada kesempatan itu, Gubsu juga menyerahkan bantuan untuk petani padi di wilayah Kabupaten Deliserdang berupa tiga unit Kultivator (mesin pertanian untuk pengolahan tanah sekunder, red), dua unit hand spryer (alat penyemprot, red) serta bantuan benih padi kepada enam kelompok, masing-masing sebanyak lima kilogram. Fey