|

Faperta UISU Hadiri Pemberangkatan Ekspor Komoditas

Civitas akademika Faperta UISU, diwakili Pembantu Dekan 3, Ir Edy Sumantri (kursi baris kedua) hadir dalam pemberangkatan ekspor komoditas di MMTC kawasan Jalan Pancing Medan, Minggu (4/8/2019). Foto Fey
Medan- Civitas akademika Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara (Faperta UISU) menghadiri pemberangkatan ekspor komoditas di MMTC kawasan Jalan Pancing, Medan, Minggu (4/8/2019).

Pada kesempatan itu, alumni Faperta UISU yang kini menjabat Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil Harahap, mengklaim, neraca ekspor impor komoditas pertanian Indonesia ke Vietnam mengalami surplus sebanyak 181 ribu ton atau senilai Rp6,45 triliun.

"Berdasarkan sistem data informasi IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System, red), ekspor komoditas tumbuhan selama Januari hingga Juli 2019 sebanyak 252 ribu ton, terdiri dari air kelapa, bambu dan lainnya. Sementara, ekspor komoditas hewan sebanyak 866,3 ton, antara lain kelabang, daging babi, guano dan lainnya," urainya.

Ia mengaku, sengaja berkunjung ke Kota Medan untuk memberangkatkan ekspor komoditas hewan, seperti lipan kering, sarang walet dan gigi taring babi dengan volume 6 ton senilai Rp82,39 miliar. Menurutnya, komoditas itu dikirim ke China, Hongkong, Makao, Malaysia, Singapura, Taiwan, Kamboja dan Vietnam. Sementara, komoditas hortikultura dan perkebunan yang diekspor berupa biji jambu, biji kopi, biji pinang, bungan potong dan bungkil kelapa senilai Rp91,6 juta.

Ali Jamil juga menyempatkan diri berkunjung ke Instalasi Karantina Hewan yaitu tempat pemrosesan walet yang sudah teregistrasi oleh otoritas Karantina China yaitu General Administration of Customs China (GACC). Di tahun 2018, lanjutnya, Indonesia telah mengekspor walet ke berbagai negara sebanyak 1,2 ribu ton senilai Rp3,6 triliun. Beberapa negara tujuan ekspor dimaksud diantaranya Vietnam, Hongkong, Singapura, Amerika dan China. Sedangkan hingga Juni 2019, eksportasi walet Indonesia mencapai 640,7 ton atau senilai Rp2,2 triliun.

Kepala Barantan Kementerian Pertanian, Ali Jamil Harahap (tengah) bersama civitas akademika Faperta UISU. Foto Fey
"Ekspor ke Tiongkok memang perlu upaya yang lebih, tapi kalau sudah diregistrasi enak. Nilainya Rp40 juta per kilogram, sedangkan diluar China berkisar Rp25 juta per kilogram. Semoga ke depan bisa lebih mudah ya, kita berjuang bersama," tegas Ali Jamil.

Dikemukakannya, pihak Kementerian Pertanian gencar melaksanakan Program bertajuk Agro Gemilang. Melalui pendampingan generasi muda guna pemenuhan persyaratan ekspor negara mitra dagang ini, diharapkan mampu mendongkrak jumlah eksportir.

”Dorong bersama agar petani semakin bersemangat berproduksi dengan peluang pasar global. Ini saatnya dengan potensi yang berlimpah, ekportir muda asal Sumut dapat berkiprah di pasar dunia, jika kesulitan mau ekspor datangi kantor karantina pertanian," sebutnya. Fey
Komentar

Berita Terkini